Selasa, 09 Maret 2010

Sejuknya Rezeki Penghijauan

Dua puluh ribuan bibit pohon mahoni, jati, jabon, dan cokelat terlihat berjajar rapi di salah satu sudut halaman Ruko Taman Buana Indah, Sei Panas-Batam. Di bagian tengah bibit-bibit pohon itu, ada papan tulisan Taman Pembibitan Batam Green City yang ditancapkan di sebuah pohon. Di situlah Beidessy Tri Aji (35) menyemai puluhan ribu bibit pohon penunjang usaha program penghijauan miliknya.
“Usaha yang saya jalankan berbeda dengan usaha nursery. Yang saya jalankan program penghijauan. Kalau nursery jual tanamannya, maka Taman Pembibitan saya, tidak menjual bibit pohon,” kata Beidessy Tri Aji(35) kepada Batam Pos, Selasa (25/8).

Aji menuturkan secara teknis, usaha yang dijalankan Aji ini menyodorkan proposal program penghijauan kepada perusahaan-perusahaan industri di Kepri, developer, pemerintah provinsi, pemerintah kota/kabupaten dan pihak-pihak yang peduli lingkungan melalui program penghijauan di Provinsi Kepulauan Riau. “Istilahnya bukan membeli atau membayar, tapi sumbangan untuk merealisasikan program penghijauan,” katanya.

Setelah sumbangan itu diterima Aji, kemudian langsung menanam ribuan pohon di lahan yang telah ditunjuk untuk dihijaukan.

Saat pertama kali menjalankan usaha program penghijauan Aji hanya mengeluarkan modal untuk pembelian tanah hitam Rp300 ribu dan Rp300 ribu untuk 3500 polibek dan untuk pembelian 3500 bibit pohon. Modal itu dia keluarkan setelah proposal program penghijauan yang diajukan diterima. Ajipun kemudian menanam pohon di Batamindo, Bandara Hang Nadim, Batam Centre, gunung Bintan dan lainnya. ”Saya targetnya satu tahun 1 juta pohon yang saya tanam,” ujarnya.

Untuk menjalankan usaha program penghijauan Aji dibantu beberapa orang. Saat pembibitan ada empat orang yang membantunya. Mereka bertugas merawat (menyiram, mencabut rumput, dan memberi pupuk). Seperti saat ini, ada 12 ribu pohon mahoni, 3000 pohon jati, 2000 pohon sengon, 1000 pohon johar, 1000 pohon jabon dan 1000 pohon cokelat yang semuanya dirawat.

Untuk menghemat pengeluaran biaya selama perawatan bibit pohon penghijauan, Aji memanfaatkan air selokan dipinggir jalan Sei Panas untuk menyirami bibit-bibit pohon itu. ”Wah kalau siramnya pakai air ATB, biayanya bisa besar mbak,” ujarnya.

Perawatan ribuan bibit-bibit pohon itu dilakukan sampai sekitar 6 bulanan. Setelah itu sudah siap ditanam. Saat penanaman di lahan gersang, Aji mengajak enam orang tenaga inti dan ratusan tenaga sukarelawan dari masyarakat sekitar. Tenaga yang ada dibagi ke dalam beberapa pekerjaan yaitu meletakan pohon, mencangkul tanah, menanam dan merawat pohon selama 6 bulan.

”Kita menjamin pohon yang kita tanam hidup, tumbuh besar dan hijau. Jika ada pohon yang tidak tumbuh, maka pohon yang mati harus diganti dengan pohon baru,” katanya

***

Usaha Burger Tidak Hoki

PERJALANAN jatuh bangun membangun usaha pernah dilalui Beidessy Tri Aji. Pria ini pernah berkali-kali mencari peruntungan dengan membuka berbagai usaha. Di antaranya usaha sablon, hingga bisnis makanan yaitu jualan burger di sebuah Pujasera di Batam.”Banyak mbak usahanya, jualan Burger pernah, tapi gagal, ” ujar Aji.

Aji mengaku kegagalannya dalam usahanya tersebut bukan karena tak seriusnya menjalankan usaha atau faktor kepintaran. Tapi gagal karena memang bukan bernasib di usaha yang berbagai macam itu. ”Saya memang menyukai petualangan, jadi memang cocok dengan usaha program penghijauan ini. Saya pernah menanam pohon di gunung Bintan,” tambahnya.

Aji asal Jakarta ini juga pernah bekerja di kapal pesiar Cruise Ship Carousel selama dua tahun dibagian hause keeping.”Saya lulusan pariwisata di Bandung,” katanya

Selama bekerja di kapal pesiar itu, Ajipun keliling dunia termasuk keliling Eropa, ke Napoli, Sisilia, Roma, dan Italia. Upahnya memang lumayan besar, tapi sayang waktu itu, uang yang didapatkan habis untuk berpoya-poya. Aji juga pernah bekerja menjadi marketing di beberapa media cetak di Batam. ”Saya pernah membuat majalah, tapi gagal,” katanya.

Design by infinityskins.blogspot.com 2007-2008