Purwadi (35), seorang karyawan perusahaan asing dengan gaji lumayan. Tapi ia ingin lebih maju lagi dengan mencoba berbagai usaha. Semuanya kandas. Kebab Turkilah yang mengantarnya ke pintu sukses.
Pria itu sebenarnya sudah bekerja di sebuah perusahaan di Mukakuning Batam selama 15 tahun. Pendapatannya sudah Rp3 jutaan perbulan. Tapi jumlah tersebut tak membuatnya puas. Sejak tahun 2005, ia pun mulai mencari tambahan dengan membuka usaha sambil bekerja.
Mulai dari usaha air minum isi ulang, berjualan pulsa dan berjualan bakso. Semuanya kandas. Iapun pindah ke usaha busana muslim. Bisnis inipun mati suri. Purwadi yang tamatan SMA ini mengaku banyak mendapat pelajaran dari kegagalan usahanya. ”Setelah saya pikir, kegagalan saya bermula dari pola pikir saya sendiri. Usaha yang saya jalani, saya anggap sebagai sambilan. Karena sambilan, secara tidak sadar saya tidak total mengurusi usaha saya,” ujarnya.
Ia juga mengibaratkan bekerja pada orang lain diibaratkan olehnya seperti dalam tempurung. Tidak akan bisa bebas dan berkembang, tapi aman untuk urusan makan. Lain halnya kalau membuka usaha sendiri. Pola pikirnya akan bebas, dan kemungkinan untuk lebih maju sangat terbuka lebar. Berkat pengalamannya itu, Purwadipun mulai total dan serius dengan bisnisnya. Iapun mulai mencari-cari kira-kira jenis bisnis apa yang prospek di Batam.
Ketemulah usaha Kebab Turki Baba Rapi 101 Persen Halal. Usaha ini ia dapat berkat inisiatifnya bergabung dengan komunitas Tangan di Atas yang ia temukan di internet tepatnya pada Juli 2006. Karena bergabung dengan komunitas Tangan di Atas, iapun sering mendapat artikel waralaba yang prospeknya bagus.”Saya tertarik karena produknya unik dan kecepatan keberhasilan bisnisnya yang luar biasa. Dalam waktu yang relatif singkat sudah punya 400 cabang di seluruh Indonesia dan Malaysia,” katanya.
Purwadipun membeli waralaba Kebab Turki Baba Rapi kepada sang pemiliknya Hendy Stiyoso di Surabaya dengan modal Rp50 jutaan.
Dengan uang sebesar itu, ia mendapatkan gerobak Kebab Turki, kompor gas khusus untuk membakar daging, bahan-bahan, refrigerator dan lainnya. Ia tinggal menjalankan usahanya saja.
Usaha kebab Turki yang ia jalankan di Batam terbilang sukses.”Sekarang omsetnya 5-6 kali gaji saya. Saya perkirakan bisa balik modal dalam tempo 1,5 tahun,” ujarnya.
Animo warga Batam akan kebab Turki cukup tinggi. Pertamakali buka 14 April 2008 di Panbil Mall dan pindah ke Mitra Mall Batu Aji dalam sehari bisa terjual 400 kebab turki per hari. Kini penjualannya semakin tinggi setelah pindah ke pelataran Graha Sulaeman Nagoya. Kebab Turki nya kian laris manis. Dalam sehari bisa terjual 600 kebab Turki. Untuk ukuran kecil ia jual Rp10.500 per buah dan ukuran besar dijual Rp12 ribu per buah. Kebab Turki rasanya gurih dan menyehatkan. Ada tortila sebagai pembungkusnya, ada daging sapi dan sayur mayur.