Selasa, 09 Maret 2010

Oleh-oleh Kue Melayu Nay@dam

wirausaha Kue melayu Nay@dam cake4 f Immnuel.jpgModal Rp 5 Juta, Kini Beromset Rp10 Juta Per Bulan

Rosnendya Wisnu Wardhana (32) nekat meninggalkan comfort zone atau kenyamanan sebagai karyawan bank. Ia memilih “berjudi” dengan tantangan baru. Kini usaha kuenya dengan label Nay@Dam mampu meraup omset Rp10 juta sebulan.

Terjun ke dunia usaha dan keluar dari pekerjaan membutuhkan pemikiran matang. Seperti yang dialami Rosnendya Wisnu Wardhana, Pemilik usaha kue Melayu merek Nay@Dam. ”Saya sampai berpikir selama satu tahun, apakah mau wirausaha atau tetap bekerja di bank. Soalnya wirausaha ini tergolong zona tidak aman. Sedangkan bekerja di perusahaan termasuk zona aman. Setiap bulan kita sudah pasti dapat gaji,” ujarnya.

Merasa bosan dengan rutinitas kerja di sebuah bank di Batam dan tidak bisa melepaskan ide-ide kreatifnya, pria yang dulunya menjabat supervisor operational dengan gaji Rp3,5 juta per bulan itupun akhirnya mengundurkan diri pada November 2008 lalu.

Niatnya untuk wirausaha sudah bulat. Jenis usaha yang dipilih yaitu kue tradisional khas Melayu Batam. Waktu itu, Ia ingin mendirikan pusat oleh-oleh, jajanan pasar Batam. Ide usahanya terinspirasi dari keluarga, teman dan kerabat dekatnya. Mereka ingin saat datang ke Batam dan pulang dari Batam membawa sesuatu makanan yang benar-benar asli khas Batam.
Sejak itulah, Wisnu dan istrinya yang bekerja sebagai PNS di Pemko Batam memikirkan makanan apa yang asli dari Melayu dan bisa dijadikan oleh-oleh Batam. ”Kebetulan istri saya asli orang Belakangpadang. Jadi dia jelas tahu apa kue tradisional yang khas Melayu Batam,” ujarnya.

Akhirnya Wisnupun mengangkat kue bingka bakar dan kue bilis untuk dijadikan oleh-oleh makanan dari Batam. Kedua kue tradisional khas Melayu ia branding dengan merek Nay@Dam. Nama Nay@Dam berasal dari nama kedua anaknya yaitu Naya dan Adam.
Waktu memulai usaha kue Melayu untuk oleh-oleh, Wisnu cuma membutuhkan modal Rp5 juta. Modal itu ia gunakan untuk membeli peralatan pembuatan kue seperti oven, mixer, loyang dan lainnya.

Sedangkan untuk tempat usahanya ia memanfaatkan rumah di Puri Legenda. Untuk membuat kue ia mengandalkan kakak nya.
Pi- lihan untuk terjun ke wirausaha ternyata tidak salah. Hasil dari usahanya cukup menggiurkan. Setelah dua bulan bersusah payah dan cuma beromset Rp1 juta, bulan berikutnya omsetnya langsung meningkat tajam yaitu mencapai Rp10 juta per bulan. ”Waktu mulai usaha, tantangan terbesar adalah mencari pelanggan,” ujarnya.

Untuk mencari pelanggan, Wisnu memakai trik dengan mengingat relasinya dulu sewaktu ia bekerja di bank. Wisnu juga dibantu istrinya untuk memasarkan kue Melayunya. ”Kebetulan di Pemko Batam suka banyak tamu-tamu yang datang dari luar daerah. Biasanya mereka minta dicarikan oleh-oleh makanan khas Batam,” ujarnya.

Berkat kejeliannya mencari pelanggan, usaha kue Melayu (bingka bakar dan ikan bilis) kian berkibar. Bila dulu, di rumahnya hanya membuat kue dengan oven kecil, kini sudah memakai oven besar yang ia beli dari Kalimantan. Dengan oven besar tersebut satu kali panggang bisa dua puluh loyang. Ia juga sudah punya satu karyawan. ”Alhamdulillah sekarang satu hari kita bisa produksi 30-40 loyang bingka bakar. 50 persennya sudah pesanan orang,” ujarnya.

Untuk mencari pelanggan lainnya, ia juga membuka konter di tiga tempat yaitu di Komplek Nagoya Business Centre, Kios Kaki 6 Mega Legenda dan UD Lestari Bandara Hang Nadim. Bingka bakar dan kue bilis yang diproduksinyapun sudah dikemas dengan kemasan yang manis. Ini sangat jauh berbeda dengan dulu yang hanya dibungkus dengan kotak kue biasa.

”Kita bungkus dengan bagus dan diberi merek Nay@Dam supaya menarik. Ini juga kan untuk oleh-oleh khas Batam dan mendukung Visit Batam 2010,” katanya.

Satu kotak bingka bakar dijual Rp15 ribu dan satu kotak kue bilis 300 gram dijual Rp25 ribu. Kuenya juga sudah mendapat sertifikat halal dan saat ini masih dalam proses pengajuan hak paten merek kue Melayu merek Nay@Dam. ”Bingka bakarnya tidak pakai pengawet, jadi tidak tahan lama. Maksimal bisa tahan sampai 3 hari,” katanya. (andriani susilawati)

Design by infinityskins.blogspot.com 2007-2008