Minggu, 25 Juli 2010

Sedekah itu Gak Nunggu Ikhlas

"Sedekah itu seikhlasnya" kalimat itu biasanya yang saya gunakan kalo diminta sumbangan. "Maksudnya seikhlasnya apa sih pak" tanya temen saya, "kalo ada uang ya ngasih kalo gak ada uang ya jangan dipaksakan", jawab saya. " sering sedekah?" tanya temen saya, " ya karena jarang punya uang ya jarang", jawab saya. " Lagian juga kalo punya uang kalo ngasihnya gak ikhlas percuma aja gak ada pahalanya", saya nambahin.

Lain waktu,
"Pak ada mobil keliling yang suka minta sumbangan tuh di depan rumah", kata anak saya, "Bilangin gak ada ", jawab saya. "Belum tentu dananya juga bener disalurkan jangan2 dipake sendiri, daripada ngasihnya gak ikhlas mendingan gak usah aja" kata hati saya.

Lain waktu lagi,
"Pak nih ada edaran dari Panitia Pembangunan Mesjid di kompleks Bapak diminta jadi donatur untuk pembangunan Mesjid", kata istri saya. "Males ah, nyumbang pake diumumin segala, itu riya namanya nanti gak ikhlas jadinya", jawab saya.

Kata "ikhlas" menjadi senjata pamungkas saya sebagai tameng untuk tidak memberi.
Percuma memberi kalo gak ikhlas, dan sialnya ikhlas itu lama banget datangnya ke diri saya sehingga bertahun tahun saya menjadi orang yang jarang memberi.

Pertemuan saya dengan komunitas TDA di Milad 3 yang menghadirkan Ustad Lihan mengubah pola pikir saya dalam bersedekah. Buku2 dan ceramah Ustad Yusuf Mansur serta tulisan Ippho Santosa banyak memberi wawasan baru mengenai nilai2 sedekah.

Untuk bersedekah sebenarnya gak usah nunggu ikhlas dulu, lakukan aja sesering mungkin. Bisa saja dalam 10 kali kita bersedekah yang 6 tidak ikhlas awalnya tapi masih lumayan ada 4 yang ikhlas. Dan kalo sering bersedekah lama2 akan jadi kebiasaan sehingga Nilai ikhlasnya sudah lebih banyak lagi yang pada akhirnya nanti bersedekah itu sudah menjadi kebiasaan sehari2.

Kalo bersedekah ada unsur riya juga lakukan aja, toh yang rugi diri kita sendiri kalo yang menerima sih masih bisa merasakan kebahagian. Lumayan masih tidak merugikan orang lain.

Semua kegiatan yang baik memang awalnya harus dipaksa dulu sambil jalan diharapkan kesadaran mulai muncul.

Coba simak;
Sholat itu harus khusyu, memang kalo gak khusyu gak usah sholat?
Puasa itu harus bisa menjaga hawa nafsu, memang kalo gak bisa menjaga hawa nafsu gak usah puasa?

Bukannya lebih baik;
Sholat aja dulu nanti juga lama2 bisa khusyu
Puasa aja dulu nanti juga lama2 bisa menahan hawa nafsu
Sedekah aja dulu nanti juga lama2 bisa ikhlas.....

Jadi untuk bersedekah ternyata gak usah nunggu ikhlas dulu yang penting lakukan saja jangan dipikir jangan dihitung....

..Just Action !!!

Saat ini Divisi TDA Peduli sedang menggalang dana untuk acara Santunan Ramadhan TDA Peduli yang dikomandani oleh pak Dewanto dan pak Irwan Subik, Semoga sahabat2, rekan2 TDA Bekasi bisa ikut berpartisipasi dalam acara tersebut.

Salam berbagi

Ato Sunarto

Memberi Dulu Baru Meminta atau Menerima Jilid II

Konteks kalimat dari judul catatan yang kecil yang saya buat di atas juga sebenarnya menyangkut dengan kegiatan TDA yang akan dilaksanakan tanggal 14 September yaitu Buka Bersama dengan anak-anak Yatim Piatu langsung dari sumbernya di Panti Asuhan,.. udah pasti ini penghuni anak-anak Yatim atau Piatu atau Yatim Piatu.

Tahun lalu saya dan team dari 400 Education (www.400education.com) plus dibantu beberapa temen TDA adalah panitianya,.. tahun lalu cukup sukses baik dari pembagian donasi untuk anak-anak yatim maupun saat penyelenggaraan, ada Marawis, Ceramah dan Doa serta Buka Puasa bersama dengan di hadiri 100 an anak-anak.

Jujur saja saya sebagai Ketua Panitia Buka Puasa bersama dan santunan anak yatim tahun lalu sangat terharu dan sempet merasakan sedih campur senang dengan acara ini,.. berkat temen-temen TDA semua acara ini bisa berhasil dilaksanakan.. saya merasakan bahwa saya mendapat malam Lailatul Qadar versi saya,.. indahnya berbagi dengan sesama walau kita dalam keadaan sulit.

Ya itu intinya,.. berbagi kesenangan, memberikan santunan jangan hanya dalam keadaan kita hidup berlebihan,.. saat kita susah pun kita harus mengeluarkan santunan dan berbagi kesenangan,..kata-kata itu yang terus saya ingat dari Ustadz Mahfudin, temen saya Imam Masjid di kompleks rumah, juga sebagai temen tidur saat Itikaf di Masjid.

Tahun lalu adalah tahun sulit buat saya yang baru keluar kerja atau full TDA kemudian banting setir menjadi pengusaha, dari 5 bisnis semuanya rontok, macem2 penyebabnya.. intinya saya serakah, ingin buru2 cepet kaya dan ingin semua bisnis di lakonin padahal saya cuma pemula disana, ... Alhamdulillah ada Partner yang ingin bekerjasama sampai sekarang.

Anehnya saat saya sulit saya justru bersemangat untuk jadi Ketua Panitia Buka Puasa Bersama dan Santunan Anak Yatim lewat komunitas TDA,.. justru semua yang saya bisa Sedekah, saya sedekahkan mulai dari Uang, Baju-baju muslim/koko yang pernah saya jual dulu di ITC, tenaga dan lain-lain,.. saya hanya berfikir tahun ini adalah ujian terberat buat saya dan saya harus lulus dalam ujian itu,.. kita sama-sama tahu di TDA itu memberi dulu baru menerima kemudian seperti yang sering di ceritakan Pak Roni founder TDA, itu aja patokan saya .. Memberi dulu baru menerima,...

Alhamdulillah acara buka puasa dan santunan lancar,.. doa-doa saya panjatkan dan saya serahkan semua kepada Allah SWT hasilnya. Justru dari sahabat saya Pak Hasan Basri bulan lalu mengatakan kepada saya bahwa semua FOUNDER TDA baru mendapatkan hasil nyata yaitu profit dari bisnisnya setelah 2 tahun berusaha membangun komunitas TDA ini.

Betul sekali saya lihat juga begitu, mulai dari saya Agus Ali dengan usaha IT Training Manajemen (www.400education.com) dan Otomotif, Pak Hasan Basri, dengan www.grosirtanahabang.com plus buka kios di Tanah Abang dengan Pak Edi, Pak Iim sukses dengan www.dokterkomputer.com dan www.400education.com, Bu Yulia dengan Moz5 dan cabang2nya, Pak Abduh dengan Batik nya, Pak Hantiar dan Bu Waru yang sukses pameran di Paris dengan batiknya juga, Pak Hertanto yang makin sibuk aja pemilik beberapa perusahaan akhirnya berimbas ke Pak Roni, pemilik Manet yang tahun ini menghasilkan omset terbesarnya, juga mendapatkan anak penantiannya, dan saat ini sudah mau nambah lagi.

Kalo di pikir-pikir dan di inget-inget ternyata yaa judul diatas bener juga, kalo ada pertanyaan "Kalo kita Memberi efek Menerimanya kapan ??" wah kita gak tau hanya Allah SWT yang tahu, yang pasti para founder sudah melakukannya saat dahulu, kalo saat sekarang merasakan dampaknya setelah 2 tahun membangun usaha dan komunitas ini itu adalah hasil terbaik,.. maka itu jangan di tanya lagi soal kapan Memberi kapan Menerima,.. yang penting kasih aja dulu..

Maka itu saat Ramadhan sekarang adalah momen yang tepat untuk memberi sebanyak-banyaknya,.. semua Ustadz, Kiyai atau Guru ngaji pasti setuju,.. di Hadist dan AlQuran juga jelas menyebutkan itu.. jangan takut kita jatuh miskin dengan mengeluarkan infaq atau sedekah, Insya Allah pasti dibalas dengan nilai yang berkali lipat, banyak sekali contoh itu di TDA bisa dibalas langsung, lewat setahun atau dua tahun lewat dikabulkannya permintaan lain yang tidak terduga.

Ayo ..mari kita berlomba memberikan santunan buat anak-anak dan adik-adik kita di rumah yatim piatu, yang diadakan Panitia dari TDA ini, jangan cuma bergabung di komunitas TDA aja, walau masih TDB atau Ampibi, tetep harus buktikan TDA mu,..




Wassalam


Agus Ali
http://agusali.blogspot.com

Tip Berbisnis Online (dari Pak Nukman di Milad TDA Malang)

Saya ingin sharing ilmu yang dibagikan Pak Nukman di acara tersebut. Oh yah beberapa hari sebelumnya, pada tanggal 29 Juli 2009 di Hotel Intercontinental Jakarta, saya mengikuti juga seminar Pak Nukman dengan topik : Strategi Menghadapi Krisis Management di Internet.

Di Malang, Pak Nukman memberikan materi bertajuk : Tip Berbisnis Online.

Berikut beberapa tip yang sempat saya catat :

1. Tip Pertama : Bangunlah Budaya Online 24 Jam per Hari.

Dengan kita terbiasa budaya online 24 jam, maka kita akan dapat memahami trend yang sedang berlangsung, mengetahui customer behavior atau kebiasaan-kebiasaan customer kita saat berkunjung ke toko online dan yang terpenting adalah respon time 24 jam dan bersifat personal, bukan respon dengan mesin penjawab.

Bukan hanya online namun sebagai pebisnis online perlu juga tampil di beberapa sosial media di Internet, seperti Facebook, Twitter, Plurk dll. Customer behavior saat ini sudah berubah dari hanya membaca, saat ini mereka bisa memberikan komentar, menulis dan sharing (from reader to publisher). Maka respon secara personal sangat dibutuhkan para customer tersebut. Sosial media yang saya sebutkan diatas adalah tools yang bisa kita gunakan untuk berinteraksi dengan customer selain kita di web toko online kita.

Saat ini berdasarkan data yang diberikan Pak Nukman di seminarnya bahwa jumlah unique visitor (user) ke jejaring Facebook dari Indonesia sebesar 24 juta pengakses (Juni 2009) dan jumlah unique visitor (user) ke jejaring Twitter saat ini sebanyak 2 juta pengakses dari negeri kita.

Maka perlunya kita tampil di sosial networking di Internet dengan sosial media tersebut. Berdasarkan data bahwa email sudah mulai tertinggal oleh Facebook. Facebook sudah menjadikan sarana sharing dan komunikasi paling populer di Internet. Data sumber-sumber penyebaran informasi di Internet adalah Facebook (24%), Email (11%), Twitter (10.8%) dan sisanya menggunakan media lainnya seperti Yahoo Bookmarks, Myspace, Windows Live, Google Bookmarks dan lain-lain.

Twitter saat ini menjadi booming. Hampir semua perusahaan besar menyampaikan informasi kepada umum menggunakan situs ini. Microblogging ini digunakan Hotel JW Marriott dan RitzCarlton untuk merespon kejadian bom pada Juli lalu di Jakarta dan menyampaikan informasi penting atas kejadian tersebut oleh Divisi Public Relation mereka. Sampai-sampai sebuah pemerintah di Eropa pun pernah memberikan jumpa pers menggunakan Twitter pada Desember tahun lalu.

Maka sebagai pebisnis online pun kita perlu segera untuk dapat tampil di Facebook dan Twitter untuk kita menyampaikan informasi dan respon apa pun untuk bisnis kita.

2. Tip Kedua : Menampilkan Data yang Benar

Sebagai pebisnis online kita perlu memperluas network di sosial media. Maka data informasi diri dan foto haruslah benar. Mulai dari nama pemilik, alamat yang jelas, nomor telpon yang bisa dihubungi dan lain-lainnya adalah bertujuan membangun kredibilitas kita di online. Dan tentu pada saat kita mempunyai account di Facebook dan Twitter, gunakanlah nama yang benar, foto yang benar, dan data diri lainnya yang sesuai. Sehingga akan terbangun jaringan bisnis kepercayaan yang tinggi.

3. Tip Ketiga : Jangan Meniru yang Sudah Sukses

Kita boleh saja mengikuti dan meniru bisnis orang lain yang sudah sukses. Namun tidak dengan sama persis dengan yang ada. Di TDA biasa disebut ATM yaitu amati, tiru dan modifikasi. Untuk itu Pak Nukman memberikan saran untuk kita selalu memanfaatkan internet sebagai media riset dari bisnis yang kita inginkan baik dari lokal maupun dari luar dan kita perlu mempelajari apa yang dibutuhkan oleh customer kita sehingga akan menjadi satu produk atau layanan di bisnis kita.

Dan pesan Pak Nukman adalah jangan mempersulit calon pembeli di toko online, misal dengan proses registrasi yang terbelit-belit atau proses shopping cart hingga check-out yang menggunakan banyak klik sana-sini. Jika bisa dipersingkat dengan maksimal 3 kali klik dan dengan respon yang cepat.

4. Tip Keempat : Berbagi Ilmu Online kepada yang Lain

Berbagilah apa yang kita sudah dapatkan manfaatnya dari ilmu online kepada orang lain, misal kepada teman, komunitas/forum dan karyawan kita sendiri. Dengan begitu kita akan selalu mau belajar sebelum membagikan ilmu itu ke orang lain. Artinya kita harus lebih tinggi ilmunya dari ilmu orang yang akan kita bagikan sehingga memaksa kita untuk terus belajar untuk lebih pintar.

Untuk berbagi kita bisa menulis melalui sosial media yang ada seperti : Facebook, Twitter, Blog, Milis dan lain-lain. Juga kita bisa berbagi di forum-forum diskusi offline atau menjadi nara sumber dan penulisan buku.

Dengan berbagi sebenarnya juga akan meringankan beban kita, kita dapat berbagi tugas kepada orang lain/karyawan kita sehingga mereka dapat mengerjakan tugas yang ada dengan ilmu yang kita berikan.

Dan tentu ilmu yang dibagikan akan menjadi amal kita di akherat kelak�amin�

Iim Rusyamsi
Presiden TDA
Pemilik Bisnis : http://dokterkomputer.com dan http://400education.com
Blog : http://iimrusyamsi.com
Twitter : http://twitter.com/iimrusyamsi
Facebook : http://facebook.com/iim.rusyamsi

Lokasi Gratis ? Jangan sampai hasilnya Gratis !

TDA untuk ke-sekian kalinya menerima tawaran kios gratis. TDA sering dianggap sebagai partner yang tepat, alias yang butuh kios gratisan. Padahal dibalik kejadian meng-gratis-kan kios, pihak pemilik kios pasti sudah ada kalkulasi-nya.

Jika kita tinjau faktor terpenting di dunia Ritel, kalau mau tahu jawabannya adalah 1. Lokasi, 2. Lokasi dan 3. Lokasi. Artinya, Aspek Lokasi itulah yang pertama kali dipikirkan, di-riset, dicari, di-survey, dibanding-banding-kan, di-integrasikan dengan semua kondisi lingkungan sekitar. Bahkan di-riset aspek demografi-nya, budaya sekitar, daya beli dan aspek soasialnya. Bahkan sampai di-prediksikan potensi lokasi itu 5 tahun kedepannya seperti apa. Akhirnya dipilih, di-negosiasikan sewa/beli-nya, dan di-renovasi dan di-tempati. Karena Lokasi adalah basis, dari banyak strategi ritel selanjutnya. Jadi, mencari
lokasi adalah harus dicari, bukan diberi.

Logika kios gratis, adalah logika terbalik dari faktor terpenting bisnis ritel. Sudah jelas sekali, kalau lokasi itu bagus, pasti tidak gratis, bahkan mahalnya minta ampun. Tapi kalau lokasi itu gratis, bahkan sampai ditawar-tawarkan,otomatis lokasi itu tidak bagusnya sudah kebangetan.

Tenabang Blok A, lantai SLG depan, adalah lantai pintu masuk pertama kali orang masuk ke Blok A Tenabang. Ramainya orang lalu-lalang luar biasa, setiap hari dari jam 9 s.d jam 16, apalagi Ramadhan, dijamin macet orang pembeli. Katanya, harga sewanya ratusan juta per tahun per kios (kalau tidak salah diatas 250 juta). Lokasi di jalur-2 utama lantai SLG, LG dan G adalah lokasi emas di Tenabang Blok A. Untuk bisa menemukan lokasi kios yang bisa disewa, minta ampun susahnya. Alis rebutan. Harus kenal broker sewa-menyewa Tenabang. Penyewa harus siap modal cash dan ikut dalam perburuan persewaan kios-kios emas.

Sebaliknya, di beberapa lokasi gratis yang pernah diambil temen-2 TDA, setelah dicoba buka disana, hasilnya saya dengar tidak begitu menggembirakan. Jadi harus perlu ekstra strategi untuk bisa mendapatkan hasil sesuai target.

Lokasi Gratis Apa Cocok Buat Pemula Buka Toko ?

Saya rasa, tidak ada logika pemula dan senior dalam buka toko, karena yang penting, apakah kalkulasi buka toko itu bisa menghasilkan laba apa enggak ??? Jadi mau pemula atau senior, kalau buka toko ya harus untung, harus punya target
laba.

Mari kita hitung sama-sama Studi Kasus Kios Gratis secara sederhana sbb :

Modal barang Rp. 20.000.000
Gross Profit = 33.33 % dari Omset (sepertiga dari Omset)

Target Net Profit Rp. 3 juta per bulan (ngga muluk-2)

Biaya operasional per bulan :
- Sewa kios per bulan = gratis
- Service Charge = Rp. 500.000 per bulan
- Listrik & Telpon = Rp. 200.000 per bulan
- Gaji SPG = Rp. 600.000 per bulan
- Operasional = Rp. 300.000 per bulan
- Cost of modal 20% per tahun dari 20jt = Rp. 333.333 (dibulatkan 350.000) per bulan
- Lain-2 Rp. 50.000,-

Total operasional per bulan = Rp. 2.000.000,- (dipas-pasin)

Dengan biaya operasional 2 juta per bulan, berarti Omset minim harus 6 juta. Omset cukup menghasilkan target laba ya harus 9 juta. Kalau produk yang dijual rata-rata Rp. 50.000 per pcs, berarti harus laku 180 pcs per bulan, atau rata-rata 6 pcs per hari, atau 300ribu per hari. Kalau kita anggap dalam 1 bulan itu 10 hari ramai, dan 20 hari sepi, maka target harian bisa dibagi 14 pcs per hari ramai, dan 2 pcs per hari sepi. Sepertinya gampang yaa..

Lalu,mari kita hitung terbalik kebutuhan Leads-nya/ visitornya/ pengunjungnya. Jika per bulan anggap saja 1 pembeli 1 transaksi, maka perlu 180 pembeli.. Jika Conversion Rate (rasio konversi dari pengunjung berubah menjadi pembeli) adalah
10%, berarti perlu 180 x 10 pengunjung, atau 1800 pengunjung per bulan (60 orangper hari).

Lho, kenapa Conversion Rate-nya cuman 10% ?? Ini soal pengalaman saja. Menurut saya, di Mal, ITC, PGC atau yang di set sebagai pusat grosir dengan ribuan toko, terjadi BAURAN TOKO yang luar biasa. Apalagi, semua di-zonasi, alias setiap zona
mempunyai barang dagangan yang sama. Ini menimbulkan psikologis pembeli yangmudah bergeser dari toko yang satu ke toko sebelah, sebelahnya lagi dst.

Pola pembeli awalnya hanya eye shopping, lihat-lihat saja dan tanya harga. Terus seperti itu ke toko-toko sekitar yang sekiranya punya barang yang menarik. Pengunjung takut langsung beli, karena siapa tahu di toko sebelah ada barang
sama tapi lebih murah, atau barang lebih bagus tapi lebih murah juga. Jadi setelah puas keliling, bau memutuskan menawar di salah satu toko, dan transaksi terjadi. Ini berbeda dengan toko yang spesifik, di Ruko, atau toko branded, yangorang datang ketoko pasti sudah punya tujuan mencari sesuatu lalu membelinya.

Jadi, harus ada 1800 pengunjung, dan berubah menjadi 180 pembeli per bulan. Wah, berat yaa, mendingan menaikkan conversion rate-nya jadi 50%, atau bahkan 80%. Ini bisa saja terjadi, jika Produk, Pelayanan SPG dan Price sangat menarik bagi pengunjung. Jadi tetap terbuka peluang, namun butuh kerja serius, bukan sampingan. Artinya anda cukup perlu 225 pengunjung untuk menwujudkan 180 pembelian per bulan. Bisa ???

Semua perhitungan diatas adalah hitungan akal saya. Hitungan oleh Yang Menciptakan Akal untuk rejeki Anda ketika buka toko dilokasi gratis, pasti berbeda. Jadi Selamat diputuskan dan dijalani konsekuensinya. Selamat
berjuang.


Salam Sukses

Rosihan
www..saqina.com

Behavioural Flexibility

Ambillah lima sendok makan garam, kemudian masukkan seluruhnya ke dalam sebuah gelas. Isi gelas itu dengan air, tapi jangan sampai penuh. Aduklah. Setelah garam larut seluruhnya dalam air, celupkan jari telunjuk anda. Tanpa harus menunggu lama, arahkan jari telunjuk itu ke lidah anda. Apa rasanya?

Asin? So pasti.

Coba ambil lima sendok makan garam, lalu masukkan ke dalam sebuah ember. isilah ember tersebut dengan air. Aduk sebentar sampai garamnya larut seluruhnya. Celupkan kembali jari telunjuk anda, dan rasakan kembali. Asinkah? MUngkin masih asin, tidak seasin percobaan pertama.

Berikutnya, coba bawa air dalam gelas dan air dalam ember ke sebuah kolam renang. Campurkan seluruh air itu dengan air di kolam renang. Apa rasanya? Tidak ada sedikitpun rasa asin, sekalipun ke dalam kolam renang dimasukkan 10 sendok makan garam yang sudah dilarutkan.

Percobaan sederhana itu menjelaskan sebuah fenomena yang dikenal sebagai kelenturan perilaku (behaviour flexibility). Percobaan sederhana ini menjawab berbagai pertanyaan seperti ini :

1. Mengapa ada orang yang sukarela mengakhiri hidup dengan menggantung diri ketika patah hati atau ditolak cintanya, sedangkan di sisi lain ada orang yang menerima kondisi itu dan mencoba mencari calon lain untuk pasangan hidupnya?

2. Mengapa ada orang yang membakar pabrik bekas tempatnya bekerja karena di PHK, sementara ada orang lain yang kemudian mencari pekerjaan lain atau bahkan memulai sebuah usaha dan kemudian bisa sukses?

3. Mengapa ada kasus perkelahian atau bahkan pembunuhan gara-gara uang receh, sedangkan di sisi lain ada orang yang masih cengar-cengir ketika ditimpa kerugian milyaran rupiah?

4. Mengapa ada orang yang langsung pingsan atau meninggal gara-gara dapat undian berhadiah seratus juta rupiah, sedangkan di sisi lain ada orang yang masih mengeluh ketika bisnisnya hanya menghasilkan keuntungan seratus juta dollar?

5. Ada orang yang kebal kritik, tetapi di sisi lain ada orang yang sedikit tersinggung, golok bicara ...

Masih banyak contoh lain. Dan artikel ini bukan sekedar mengumpulkan contoh.

Respon manusia terhadap suatu kejadian, bukan tergantung pada jumlah 'garam'nya, tetapi lebih pada seberapa banyak 'air' yang dimilikinya. Orang-orang yang 'air'nya sedikit, bagaikan petasan dengan sumbu pendek. Begitu sumbunya tersulut api, langsung meledak. Dapat cobaan sedikit saja, putus asa. Dapat sedikit kesulitan, mengeluh. Ada sedikit halangan, ngomel. Sedikit tersinggung, golok bicara. Mereka hanya punya satu pilihan. Bakar!

Mereka yang punya 'air' lumayan banyak, memiliki beberapa pilihan respon. Jika diuji dengan masalah, ia punya pilihan lain selain putus asa. Ketika menghadapi kesulitan, ia punya pilihan lain selain mengeluh. Ketika menghadapi halangan, ia punya pilihan lain selain ngomel.


Wassalam

Zaenal Abidin

Dibantu Mentor, Bisnis Jadi Lebih Gampang

Istilah mentor bisnis atau business coach baru dikenal dalam dunia bisnis belakangan ini. Padahal prakteknya sudah lama dilakukan secara tidak sengaja di lingkungan bisnis. Mentor bisnis adalah seorang pelaku bisnis yang telah berpengalaman kemudian membagikan ilmunya kepada pebisnis yang baru mulai usaha. Di masyarakat kita banyak dipraktekkan misalnya seorang ayah yang membimbing anaknya atau seorang paman membimbing keponakan.

Kenapa kita perlu mentor?
Dengan bimbingan seorang mentor si pemula bisa belajar dan menduplikasi dari pengalaman sukses sang mentor. Jadi si pemula bisa mengurangi risiko kesalahan bila melakukan dengan caranya sendiri melalui coba-coba. Dengan demikian dia bisa menghemat waktu, uang dan tenaga yang terbuang bila harus coba dan gagal (trial and error). Dalam dunia bisnis modern, cara ini banyak dipraktekkan. Contohnya dalam bisnis pemasaran jaringan atau multilevel marketing dan bisnis waralaba. Di bisnis MLM, keberhasilan seseorang sangat ditentukan dari sejauh mana ia bisa mencontoh dari seniornya yang sudah lebih dulu berhasil. Begitu pula di bisnis waralaba. Kita tinggal mencontoh sistim bisnis yang telah teruji berhasil selama ini.

Bagaimana caranya mencari mentor?
Belajar kepada kerabat dekat atau atasan. Cara ini banyak dipraktekkan di masyarakat kita. Misalnya seorang kemenakan belajar kepada pamannya, atau seorang pengusaha yang sudah sukses kemudian membimbing karyawannya. Biasanya orang yang sudah sukses dengan suka rela membagikan ilmunya. Orang yang sudah sukses biasanya punya sifat keberlimpahan (abundance). Dia senang bersedekah, memberi ilmu kepada orang lain dan sebagainya. Cara belajar inilah yang paling efektif, karena belajar secara langsung. Sudah banyak kita saksikan contoh sukses melalui cara ini.

Mempunyai mentor pribadi
Sudah menjadi tren belakangan ini, yaitu mempunyai mentor pribadi yang bertindak sebagai guru pribadi yang akan mengajari kita seluk-beluk bisnis yang tidak kita ketahui. Dengan pertemuan rutin, seorang mentor akan membimbing selangkah-demi selangkah muridnya untuk menjalankan bisnis. Sudah ada beberapa lembaga dan pribadi yang melakukan hal ini di Indonesia, seperti: Tung Desem Waringin, Action International (Brad Sugars), Jaringan Pengusaha Muslim Indonesia (JPMI), Entrepreneur University, PT. Menara Kadin Indonesia, dll. Bisnis saya kembali sehat setelah dibimbing secara pribadi oleh Bapak Tung Desem Waringin. Terima kasih Pak Tung!

Melalui buku, kaset atau internet
Bisa melalui buku-buku, audio book atau website dari orang yang telah sukses kita bisa memperoleh banyak pelajaran berharga. Contohnya: Jay Conrad Levinson (Penulis buku Guerilla Marketing), Michael E. Gerber (Penulis buku E-Myth), Anthony Robbins (Penulis Awaken the Giant Within), Harvey Mackay, Brian Tracy, Zig Ziglar, dll. Saat ini di radio juga banyak mentor yang siaran melalui radio seperti di SmartFM, Pas FM, Ramako dll.

Melalui seminar atau pelatihan
Hampir tiap minggu seminar bisnis dan pengembangan pribadi banyak diselenggarakan di Indonesia. Kita bisa memperoleh banyak pelajaran darinya. Seminar-seminar dan pelatihan yang diselenggarakan oleh pembicara seperti Tung Desem Waringin, James Gwee, Kafi Kurnia, Hermawan Kartajaya, Ary Ginanjar, Mario Teguh, Rhenald Kasali, begitu diminati saat ini.

Apakah menggunakan mentor pasti sukses?
Tidak, kalau nasihat mentor tersebut tidak anda lakukan. Pada saat mulai mentoring , saya banyak menganalisa dan membantah. Saya sering mengatakan bahwa idenya mentor itu mustahil atau tidak masuk akal. Akhirnya setelah saya mulai ‘nurut’, nggak banyak mikir dan punya sikap mau mencoba, maka hasilnya mulai terlihat. Kesimpulannya, saat ini begitu gampang untuk menjadi sukses, karena sumber-sumber ilmunya berlilmpah. Buku, internet, majalah, radio, seminar, pelatihan mengenai pembelajaran bisnis banyak tersebar. Tinggal dipungut. Tidak seperti dulu, waktu saya kuliah, sangat sulit mencari sumber-sumber pengetahuan bisnis praktis seperti saat ini. Untungnya, saya sempat ikut MLM yang cukup banyak membantu saya mengembangkan pribadi dan wawasan bisnis.
Semoga bermanfaat .

Punya Kantor Tapi Tidak Punya Ruang Kerja

Saya memberikan ruang kerja pribadi saya kepada tim kreatif untuk mereka pakai. Pasalnya, ruangan mereka ACnya mati dan butuh biaya cukup besar untuk menggantikannya. Ada 4 AC yang seharusnya diganti. Setelah dihitung, ternyata anggarannya tidak mencukupi.

Sejak awal tahun saya memang sudah mencanangkan kebijakan uang ketat. Harus hemat pengeluaran. Maklum, lagi krisis, jadi harus hati-hati untuk keluar uang. Kalau pun harus keluar, harus dihitung betul efektivitas penggunaannya.

Saya memberikan 3 pilihan kepada tim saya:

1. Mengganti AC dengan yang baru dengan anggaran sekian. Ternyata tidak mencukupi.

2. Memperbaiki AC yang rusak. Ternyata kondisi AC tersebut sudah sekarat dan sulit diperbaiki.

3. Menawarkan ruangan saya untuk dipakai. Pasalnya, saya jarang ke kantor dan lebih banyak melakukan pekerjaan dari rumah. Pekerjaan saya sebenarnya sederhana tapi bernilai mahal, yaitu: berpikir. Hehe...

Akhirnya mereka memutuskan untuk memilih yang ketiga. Ya sudah, saya pun harus mengalah dan tersingkir. Sekarang saya tidak punya ruangan pribadi. Sekarang saya sering "menumpang" untuk sekedar membuka laptop atau menggunakan telepon kantor.

Beruntung, sejak awal tahun ini ruangan lantai dasar sudah direnovasi. Sebagian untuk ruangan display produk dan menerima pembeli. Sisanya ada 2 ruangan meeting yang cukup nyaman untuk bertemu dengan mitra atau tamu lainnya. Nah, di ruangan multi fungsi inilah saya sering duduk-duduk menerima tamu, membaca dan sebagainya.

Ternyata, keputusan saya yang cukup "heroik" dan out of the box ini dibela oleh Keith R. McFarland, penulis buku The Breakthrough Company yang sedang saya baca.

Ia mengatakan, bahwa perusahaan hebat yang ia teliti melakukan hal ini, yaitu "memahkotai perusahaan". Apa maksudnya? Perusahaan-perusahaan yang hebat dan melakukan breakthrough, dalam risetnya, berusaha sekuat tenaga untuk menciptakan organisasi yang dibangun di atas dasar keyakinan bahwa kebaikan organisasi, harus menjadi penggerak perusahaan.

Pertanyaannya, apakan suatu organisasi dibangun untuk memenuhi kebutuhan pemimpinnya atau keluarga pendirinya, ataukah ia dipergunakan untuk memperjuangkan sesuatu yang lebih besar daripada siapa pun yang menjadi anggotanya?

Apakah perusahaan saya membangun sesuatu yang jauh lebih besar daripada pemiliknya? Itu pertanyaan berat yang harus saya jawab dengan bukti nyata. It's easier said than done.

Pemilik perusahaan yang menyadari hal ini harus meletakkan kepentingan perusahaan di atas kepentingan mereka sendiri, mengarahkan kekuatan dari semua tingkatan untuk membangun masa depan perusahaan.

Ada sangat banyak pemimpin, yang telah mencapai keberhasilan hingga tataran tertentu, yang cenderung menjadikan organisasi mereka menjadi hamba bagi kepentingan mereka sendiri.

Hmm... saya jadi teringat para eksekutif perusahaan besar yang tengah kolaps meregang nyawa di Amerika sana. Mereka lalu lalang dengan pesawat jet pribadi, bahkan ketika hendak "mengemis" dana talangan dari pemerintah untuk menyelamatkan perusahaan mereka. Sbuah perusahaan yang telah di-bail-out oleh pemerintah, dananya digunakan untuk membayar bonus para eksekutifnya sampai puluhan juta dollar. Biarlah perusahaan bangkrut, yang penting gue tetap hidup enak, nyaman dan tenteram, mungkin itu pikiran yang ada di benak mereka.

Di bisnis UKM, saya sering menyaksikan para pemilik bisnis yang bergaya selangit. Belum apa-apa sudah beli mobil mewah dan rumah megah. Padahal, gironya sering mental. Yang penting gaya dulu, soal hutang itu persoalan nanti. Apalagi mereka "merasa" punya bargaining yang kuat terhadap mitra bisnisnya.

Teringat dengan Sam Walton, orang terkaya di dunia pemilik Wal Mart. Dia itu biar pun sudah kaya bukan kepalang, ke mana-mana masih tetap mengendarai mobil truk tuanya. Kalau naik pesawat, selalu kelas ekonomi. Tidur di hotel pun selalu yang kelas murah dan tempat tidurnya bisa di-sharing dengan rombongannya.

Tulisan ini sekaligus mengingatkan diri saya pribadi. Apakah saya tengah memahkotai diri saya sendiri atau perusahaan? Paling tidak, saya merasa cukup nyaman dengan keputusan yang telah saya ambil itu. Saya mengalah untuk "memahkotai" perusahaan saya.

Bagaimana dengan anda?


Salam FUUUNtastic! SuksesMulia!
Wassalam,

Kunci Sukses Berbisnis

Seperti yang pernah saya ulas dalam tulisan pertama. Pada dasarnya pilar bisnis Virgin Group dibagi menjadi tujuh pilar utama.

Ketujuh bidang tersebut meliputi : People, Brand, Delivery, Learning from Mistake and Setbacks, Innovation, Entrepreneurs & Leaderships, and Social Responsility.

People: finding good people and set them free, key success dalam sebuah bisnis adalah mencari orang yang tepat yang akan menjalankan bisnis tersebut. Menurut Richard Branson patokan utama yang harus dipegang teguh adalah karakter dan integritas, passion terhadap bisnis yang akan dijalani dan open minded terhadap ide ide baru. Skill menjadi prasyarat nomor sekian karena semua skill bisnis bisa di pelajari asal kita punya passion yang besar.

Dengan pola bisnis Virgin Group yang hampir semuanya di jalankan melalui ventura, people menduduki deretan teratas dalam prioritas bisnis Virgin Group. Semua karyawan kunci yang diajak bisnis oleh Richard Branson selalu mendapat bagian saham. Sampai dengan saat ini sudah ratusan karyawan kunci Virgin Group yang menjadi milyuner berkat system Ventura yang di jalankan.

Virgin Group juga sangat menghargai kebebasan karyawan dalam inovasi. Semua karyawan harus terbuka, saling berkomunikasi dalam mengemukakan ide dan gagasannya. Tidak ada ide yang bodoh. Ide bodoh adalah ide yang tidak diungkapkan.

Yang rada unik, pada awal awal bisnisnya. Richard Branson sangat percaya bahwa kalau sebuah bisnis karyawannya sudah mencapai 100 orang maka harus di pecah. Dibuat unit bisnis baru. Karyawan yang terlalu banyak tidak akan menumbuhkan kreatifitas dan memperlambat proses pengambilan keputusan.....

Brand and Delivery: Conventional wisdom yang dianut oleh hampir seluruh perusahaan besar dunia adalah focus pada apa yang kita ketahui, focus pada passion dan skill terbaik yang kita miliki.

Dari konsistensi focus dan selalu berusaha mencari perbaikan pada apa yang kita tekuni. Lahirlah brand brand dunia yang sangat besar. Coca Cola & Pepsi focus pada minuman soda. Microsoft, Oracle & SAP focus pada software, Intel focus pada processor dan Nike ataupun Adidas focus pada sepatu olahraga.

Namun Virgin adalah sebuah pengecualian. Virgin merupakan sebuah brand besar yang tidak focus pada hanya satu bidang usaha saja. Lini usahanya merentang dari rekaman, media, penerbangan, telekomunikasi, resort, kebugaran, keuangan, kereta api sampai wisata ruang angkasa. Virgin memiliki keunikan tersendiri.

Lantas apakah Virgin tidaklah focus ? Salah besar kalau kita menyangka Virgin tidak memiliki focus.

Untuk menopang brand yang sangat besar, focus Virgin adalah virgin customer experience. Virgin tidak focus pada produk atau bidang usaha yang digeluti. Tetapi apapun produk dan bidang usaha itu, haruslah memiliki Virgin customer experience.

Fokus pada usaha terus menerus untuk memberikan yang terbaik buat customer, membuat customer merasa istimewa dan bahagia pada setiap produk dengan brand Virgin. Hal ini juga merupakan salah satu filosofi bisnis paling utama dari pendirinya, Richard Branson.

Gaya hidup Richard Branson juga turut mengerek brand Virgin dimata customer. Gaya hidup eksentrik, santai sekaligus pekerja keras, risk taker, fearless, cinta damai, pro lingkungan dan keperdulian yang sangat tinggi pada warga yang kurang mampu.

Salah satu nasehat utama Richard Branson untuk membuat brand kita tetap dicintai customer adalah, “ Dalam bisnis atau produk apapun sebuah brand. Anda harus deliver apa yang dijanjikan. Jangan pernah menjanjikan apapun yang tidak bisa Anda deliver “.

Delivery adalah soal detail. Rincian sampai sekecil mungkin mengenai harapan customer akan produk atau jasa yang kita tawarkan. Kegagalan membuat sebuah rincian harapan customer merupakan awal kegagalan sebuah delivery dan tanda tanda hancurnya sebuah brand.

The devil is in detail. Dalam setiap bisnis yang ingin dimasukinya, Richard Branson selalu minta sebuah perencanaan detail segala aspek bisnis tersebut kepada mitra yang mengajak. Opini pihak ketiga dari masing masing ahli dibisnis itu juga selalu dia mintakan. Tak jarang ahli tersebut kemudian bergabung pula dalam bisnis yang dimasuki ini.

Konsistensi Richard Branson dalam urusan detail inilah yang merupakan kunci sukses dalam setiap bisnis yang dia masuki. Seolah memiliki sentuhan midas, bisnis apa saja yang dimasuki pasti sukses. Tidak sedikit perusahaan yang hampir bangkrut menjadi sukses besar setelah di branding dengan brand Virgin.

Virgin customer experience seolah menjadi mantra jaminan bagi jutaan customer yang dilayani.

Siapa Mau Pinjaman Modal ?

Karena judul di atas, saya yakin tulisan saya ini langsung dibaca. Hahaha … gotcha! Ya, siapa yg tidak mau menerima pinjaman modal. Saya saja yang nulis judul di atas ikutan kepengen …. Kalau Anda pengusaha, pasti Anda pernah berusaha mendapatkan pinjaman untuk modal usaha Anda. Kalau pertanyaan diatas diajukan ke seluruh pengusaha di Indonesia bahkan dunia, sebagian besar pasti tunjuk jari. Termasuk saya.

Itulah mengapa dulu sewaktu saya bekerja di bank, problem saya bukan mencari siapa yang mau menerima pinjaman. Tapi mencari, siapa yang bisa mengembalikan pinjaman. Kalau yang mau banyaaak … yang bisa mengembalikan? Belum tentyu ...

Kalau ditanya, Anda mau pinjaman modal? Pasti kita langsung ngangguk pada detik pertama. Tapi kalau ditanya, Mengapa perlu pinjaman? Untuk apa pinjaman nya? Berapa besar? Berapa lama? Dari mana sumber pengembalian pinjaman nya? Nah, baru kita menelan ludah dan garuk-garuk kepala yang tidak gatal.

Karena sesungguhnya pinjam meminjam itu ada “filosofi”nya. Ini yang jarang dikuasai orang. Tanpa memahami nya, memang pasti kita akan kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tadi. Ini yang ingin saya bicarakan.

Memahami Asset Conversion Cycle

Untuk memudahkan pemahaman, kita pergunakan ilustrasi sederhana. Katakanlah saya memulai sebuah usaha dengan modal Rp. 1.5 juta. Saya ingin memproduksi dan menjual kaos saya sendiri. Maka modal tadi saya belikan bahan kaos sebesar Rp.1 juta dan membayar penjahit sebesar Rp.500 ribu. Jadilah 20 potong kaos yang saya jual di kios depan rumah saya, seharga Rp.100 ribu per potong.

Ketika saya baru memulai usaha, maka asset saya berupa Kas sebesar Rp.1.5 juta. Ketika saya membeli bahan kaos, maka sebagian asset saya mengalami konversi menjadi bahan baku sebesar Rp.1 juta, plus Rp.500 ribu terkonversi menjadi upah. Dan ketika saya memiliki 20 potong kaos siap jual, asset saya terkonversi menjadi bahan jadi. Bahan jadi ini ketika terjual, akan kembali menjadi Kas. Siklus dari kas menjadi bahan baku, kemudian menjadi barang jadi dan menjadi kas kembali, inilah yang disebut “Asset Conversion Cycle”.

Kalau siklus konversi asset berjalan sempurna, maka dari Kas awal Rp.1.5 juta, saya akan memiliki kas Rp. 2 juta dari penjualan 20 potong kaos. Yang Rp. 500 ribu adalah profit saya. Yang Rp. 1.5 juta dapat saya pergunakan kembali untuk memproduksi kembali 20 kaos. Demikian seterusnya. Setiap produksi, untung 500 ribu. Mudah bukan?

Mudah. Namun sayangnya itu hanya terjadi di dunia khayal … hahaha.

Dalam dunia nyata, kenyataanya bisa jadi Anda produksi 20 kaos, yang terjual hanya 15, 10 atau bahkan cuma 3. Sementara penjahit harus tetap Anda bayar. Bahan baku kaos juga harus sudah dibeli kembali. Sementara asset sudah berupa bahan jadi semua. Kalau sudah begini, Asset Conversion Cycle pun mandek, terhenti.

Atau saya perlu membeli mesin jahit, karena mesin jahit saat ini terlalu lamban. Maka saya perlu menyisihkan dana dari Kas. Tapi kalau saya investasikan kas saya, maka kas saya akan mandek dalam bentuk mesin jahit.

Atau mau contoh yg lebih “happy problem”? Misalnya tiba-tiba saya memperoleh pesanan 100 buah kaos kampanye Capres. Kalau saya sanggupi jelas kas saya tidak akan mencukupi. Karena artinya saya harus sanggup memproduksi kaos 5 kali lipat dari kemampuan kas saya hari ini.

Dari skenario-skenario diatas, hasil akhirnya sama. Konversi kas yang tidak berjalan lancar. Kas yang sudah dikeluarkan tidak kembali menjadi kas. Dan karena Kas seperti darah bagi bisnis, maka bisnis kaos saya pun akan mulai kurang darah dan sakit-sakit-an.

Sound familiar? Welcome to the club, dan teruslah membaca tulisan ini.

Memahami Lending Rationale

Mencari pinjaman modal …. Adalah resep ampuh terhadap masalah konversi kas tadi. Benarkah? Belum tentu. Kalau masalah usaha kaos saya adalah pada kemampuan menjual, maka berapa pun kas yang disuntik ke usaha saya, hasil akhirnya akan sama. Konversi kas mandek. Malah, kini datang masalah baru, yaitu bagaimana mengembalikan pinjaman.

Tapi tentu saja ada skenario-skenario yang memang pinjaman kas akan sangat membantu. Skenario inilah yang menjadi alasan bank memberikan pinjaman. Jaman saya belajar perbankan dulu, disebut sebagai “Lending Rationale”, atau landasan pemikiran mengapa bank memberi pinjaman.

Secara umum ada 3 skenario lending rationale:

Pertama. Asset Conversion Lending. Atau pinjaman untuk menambah asset (kas) yang akan dikonversi. Misalnya usaha kaos saya yang rata-rata menjual 20 kaos per bulan. Karena menjelang lebaran atau menjelang kampanye Pilpres saya prediksikan ada peningkatan penjualan sebesar 100%. Maka saya perlu tambahan kas, untuk mengatasi fluktuasi kebutuhan kas yang sifatnya temporer ini.

Mengapa perlu pinjaman ini? Ya, karena kalau tidak kas saya tidak akan mencukupi untuk memenuhi lonjakan permintaan. Berapa besarnya? Ya, sesuai prediksi fluktuasi yang akan dialami. Darimana pengembaliannya? Dari selesai nya siklus konversi asset secara penuh, yaitu ketika barang jadi terjual dan kembali menjadi kas. Misalnya, ketika pesanan kaos pilpres saya dibayar.

Kedua. Cash Flow Lending. Untuk menyediakan cash jangka menengah panjang, untuk modal kerja permanen atau investasi. Misalnya, usaha kaos saya perlu membeli mesin jahit baru. Tidak mungkin saya penuhi dari modal awal saya yang cuma Rp.1,5 juta tadi. Tapi saya bisa mengambil pinjaman jangka menengah (misalnya 3 tahun) yang saya bayar dari cash flow usaha. Misalnya mencicil Rp.100 ribu per bulan, karena dari profit sebelumnya saya tahu saya memiliki kesanggupan membayar sebesar itu.

Mengapa perlu pinjaman ini? Untuk membiayai investasi jangka menengah. Berapa besarnya? Sesuai kebutuhan investasi dan kesanggupan membayar dari cash flow. Dari mana pengembaliannya? Dari operating cash flow yang berjalan.

Ketiga. Asset Protection Lending. Ini pinjaman untuk menjaga supaya asset (cash) saya tidak terkikis pertumbuhan usaha saya sendiri. Misalnya usaha saya tumbuh 10% per bulan, maka dengan sendiri nya setiap bulan saya perlu tambahan kas untuk menambah bahan baku dsb. Jika tidak, maka kas saya akan terkikis dan bisa-bisa meskipun usaha maju, saya cash-less.

Mengapa perlu pinjaman ini? Untuk memproteksi kas supaya sesuai dengan pertumbuhan usaha. Berapa besarnya? Sesuai dengan trend pertumbuhan. Dari mana pengembaliannya? Biasanya pembiayaan bersifat revolving dan evergreen.

Begitulah “rationale” atau landasan pemikiran pemberian pinjaman. Sebagai pelaku bisnis Anda tinggal menganalisa kira-kira usaha Anda sedang dalam situasi yang mana. Setelah paham situasi nya, baru diputuskan apakah pinjaman diperlukan. Dan kalau diperlukan pinjaman yang seperti apa. Bisnis adalah sesuatu yang masuk akal. Semua ada “rationale” nya.

Lho terus pinjaman yg ditawarkan di judul? Ya ... kalau sudah tau ilmu nya Anda kan bisa ke bank ... hehehe. Selamat mengajukan pinjaman !

Salam

Fauzi Rachmanto
http://fauzirachmanto.blogspot.com/

Faktor Kali Dalam Bisnis

Mungkin anda sering bertanya-tanya, mengapa si A dalam waktu singkat usahanya berkembang begitu pesat? Atau si B dalam waktu singkat punya cabang begitu banyak? Jawabannya adalah karena faktor kali (multiplier effect).

Usaha yang lambat biasanya karena sistimnya masih menggunakan factor penjumlah misalnya 2 + 2 = 4, 4 + 4 = 8, 16 + 16 = 32. Ini juga bisa maju, tapi agak lebih lambat. Tapi bila Anda punya usaha yang memiliki faktor kali akan jadi seperti ini: 2 x 2 = 4, 4 x 4 = 16, 16 x 16 = 256. Jauh lebih besar hasilnya.

Usaha apa contohnya yang memiliki faktor kali? Semua usaha punya factor kali. Cuma jenisnya berbeda-beda. Misalnya usaha rumah makan, salah satu faktor kalinya adalah lokasi yang ramai. Lihat saja restoran McDonalds di Sarinah Thamrin menjadi 10 besar paling ramai di dunia karena faktor kalinya adalah lokasi yang strategis dan ramai.

Usaha eceran faktor kalinya adalah lokasi yang ramai dan banyaknya jumlah cabang. Usaha grosir faktor kalinya adalah pelanggannya yang membeli dalam jumlah banyak dan berulang-ulang.

Hanya itu? Masih banyak lagi. Misalnya publikasi, iklan, promosi, tenaga sales. Berikut ini uraiannya.

*Menggunakan Publikasi*

Ingat dengan ayam bakar Wong Solo? Restoran ini “meledak” omsetnya gara-gara seorang seorang wartawan menulis berita tentang usaha ayam bakar yang saat itu masih di kaki lima di kota Medan dengan judul “Sarjana Menjual Ayam Bakar”. Jadi tulisan di koran itu telah menjadi faktor kali. Memang pemiliknya Puspo Wardoyo pintar sekali memanfaatkan publikasi seperti mengadakan Poligami Awards, membuat menu Jus Poligami.

Contoh lain: jaringan bisnis MQ Corporation milik AA Gym dengan publikasi dari segi spiritual, The Body Shop dengan publikasi dari segi kepedulian lingkungan hidup, Moamar Emka dengan buku Jakarta Undercover, Dewi Lestari dengan buku Supernova.

*Menggunakan Iklan atau Promosi*

Baru-baru ini saya melihat langsung toko roti baru namanya BreadTalk di Mal Taman Anggrek. Saya saksikan pembelinya rela antri sampai hampir sepuluh meter untuk membeli roti yang katanya lebih enak itu. Kenapa bisa begitu ramai sementara toko roti lain di tempat yang sama tidak seramai itu? Karena faktor kali dari iklan dan promosi di Metro TV dengan menggunakan para artis ternama. Iklan tersebut menggugah rasa ingin tahu penonton untuk mencobanya.

Contoh lain: DRTV.

*Menggunakan Tenaga Pemasaran/Sales*

Anda tahu jaringan toko kredit Columbia? Kebetulan saya sendiri kenal dengan pemiliknya, Bapak Leo Chandra. Katanya, tahun lalu omsetnya mencapai Rp. 1,2 trilyun. Apa kiatnya? Dia tidak menggunakan iklan atau membuka outlet di lokasi yang ramai dan strategis. Tapi dia menggunakan 20.000 tenaga sales di seluruh Indonesia.

Toko-toko sepatu di PIK Pulo Gadung juga menerapkan hal serupa, yaitu dengan menggunakan tenaga pemasar lepas (freelance) yang dibekali dengan brosur dan katalog gambar produk. Jadi, para pembeli tinggal memilih melalui katalog tersebut.

Contoh lain: perusahaan network marketing/MLM, kartu kredit Citibank, bahkan partai seperti Partai Keadilan Sejahtera juga menggunakan strategi pemasaran langsung (direct selling). Saat dalam Pemilu 1999 dengan 15.000 kader yang mentargetkan 1 orang menggaet 20 orang pemilih, partai ini berhasil mendapat 1.4 juta suara. Saat ini dengan sistim pendekatan yang sama telah terkumpul 400.000 kader. Berapa nanti perolehan suaranya di tahun 2004 bila 1 orang kader menggaet 20 pemilih?

*Menggunakan Tokoh atau Model*

Baterai ABC menguasai 90% lebih pangsa pasar baterai di Indonesia. Saat saya berkunjung ke pabriknya di Daan Mogot bulan Desember tahun lalu, Ibu Herlili Sumampouw, manajer periklanannya membuka rahasia bahwa salah satu faktor kalinya adalah dengan menggunakan orang-orang cebol dan petinju Evander Holyfield. Mereka menggunakan orang-orang cebol sejak tahun 70-an yang disuruh menari-nari di arena Pekan Raya Jakarta. Hasilnya, omset penjualan baterai ABC naik seperti roket, katanya.

Begitu juga saat memperkenalkan Baterai ABC Alkaline, tadinya ABC tidak dikenal sebagai produsen baterai alkaline sebelum menggunakan model iklan petinju kelas berat Evander Holyfield. Seorang model atau tokoh memiliki banyak penggemar, inilah faktor kalinya.

*Membuka Cabang Sebanyak Mungkin*

Untuk usaha eceran/retail, inilah faktor kalinya. Alfa Mart adala contohnya. alam waktu singkat bisa menyamai jumlah cabang Indomaret yang sudah lebih lama di bisnis ini. Dengan agresif mereka terus membuka cabang dengan cara waralaba yang lebih fleksibel daripada Indomaret. Caranya, bila si calon partner itu hanya punya lahan dan bangunan tanpa modal kerja, Alfamart siap mengisi barang. Faktor kali untuk usaha eceran tidak hanya itu, bisa juga dengan cara menitipkan barang di outlet-outlet.

*Menjual Secara Grosir*

Untuk usaha grosir, faktor kalinya tidak perlu dengan membuka banyak toko. Tapi dengan mencari banyak pedagang yang membeli dalam jumlah banyak secara berulang-ulang. Ini bisa dilihat di toko-toko di Tanah Abang, Pasar Anyar Bogor atau Cipulir. Rata-rata mereka memiliki pelanggan tetap yang secara rutin berbelanja.

Misalnya satu toko memiliki 20 pelanggan yang rata-rata berbelanja Rp. 2 juta per bulan, total per tahun menjadi Rp. 480 juta. Usaha grosir ini akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan usaha para pedagang langganan tersebut dan bertambahnya pelanggan baru. Adakah para pelanggan yang memiliki lebih dari satu toko? Tentunya ada, bahkan ada yang
memiliki 10 toko. Inilah faktor kalinya.

*Menggunakan Internet*

Jeff Bezos adalah salah orang terkaya di Amerika saat ini. Dia meraihnya dalam waktu kurang dari 10 tahun. Dia adalah pendiri situs belanja buku di internet Amazon.com yang menjual buku secara online kepada para pelanggan di seluruh dunia. Dalam waktu singkat Amazon telah mengalahkan toko buku terbesar di Amerika yang sudah berdiri puluhan tahun, Barnes and Noble. Saya pribadi juga telah menggunakan media ini sejak September tahun lalu.

Hasilnya di luar dugaan. Dalam waktu 3 bulan pengunjung yang datang diwebsite sudah hampir 1.000 orang dengan omset yang lumayan. Bahkan telah berhasil mendapatkan agen/distributor di beberapa daerah di Indonesia. Apa faktor kalinya? Karena saya berkawan dengan Mr. Tung Desem Waringin, seorang pembicara seminar yang telah berbicara di hadapan lebih dari 60.000 orang dan siaran talk show di radio Smart FM yang mempunyai jaringan di 7 kota di Indonesia.

Di setiap kesempatan dia selalu menyebutkan alamat situs internet kami. Di samping itu, internet diakses oleh orang di seluruh dunia, tanpa batas wilayah dan waktu. Perkembangan bisnis di internet ini patut kita antisipasi. Peluangnya sangat, sangat, sangat besar.

*Apakah faktor kali hanya untuk bisnis saja?*

Tidak. Penggunaan faktor kali tidak melulu untuk tujuan bisnis saja. Seorang dosen yang biasanya hanya bisa berbicara di depan mahasiswa bisa menggunakan media lain untuk meraih audiens yang lebih besar. Misalnya dengan menulis buku, mengadakan seminar, membuat kaset/CD, membuat situs internet, siaran di TV atau radio. Contohnya adalah Rhenald Kasali, Roy Sembel (dosen, ahli keuangan). Seorang atlit yang sebelumnya adalah atlit lokal bisa meningkatkan faktor kalinya dengan mengikuti pertandingan dengan skala nasional atau internasional. Seorang da’i seperti Aa Gym paling ahli memanfaatkan faktor kali ini. Dia membuat faktor kali melalui tabloid,radio, televisi, internet, buku, VCD dan lain-lain. Inul Daratista menjadi begitu fenomenal setelah tampil di televisi. Padahal sebelumnya dia hanya bernyanyi dari kampung ke kampung.

*Kesimpulan*

Dari beberapa contoh di atas, intinya adalah bagaimana dalam meningkatkan usaha kita selalu mencari faktor kali. Sekali lagi FAKTOR KALI. Mudah-mudahan tulisan ini menjadi inspirasi bagi anda. Mohon maaf, bukan saya ingin menggurui, tapi ingin berbagi ilmu dan pengalaman yang tentu saja banyak kekurangannya. Mudah-mudahan tulisan ringan ini ada manfaatnya.

--
Wassalam,

Badroni Yuzirman, TDA 0000001-0106
www.manetvision.com

Bisnis Adalah Tentang Menepati Janji

Saya menyimpulkan ini dari pengalaman dan perenungan cukup dalam. Bisnis sebenarnya adalah soal menepati janji. Janji kepada pelanggan, kepada karyawan, kepada investor, kepada mitra/vendor, kepada masyarakat, kepada keluarga dan diri sendiri.

Kemarin saya mendapat "teguran" dari seorang pelanggan. Ia merasa sebagian haknya belum dipenuhi oleh manajemen Manet. Saya diingatkan lagi dengan janji-janji yang telah kami buat itu.

Ketika bertransaksi dengan pelanggan, kita telah berjanji untuk memberikan mereka produk yang dibeli berikut atribut janji lainnya seperti kualitas, waktu pengiriman, retur, garansi dan sebagainya.

Bisnis akan jatuh tersungkur bila tidak mampu lagi menepati janji-janjinya. Bernie Madoff tersungkur dan terbongkar kedoknya ketika ia tidak lagi mampu men-deliver janjinya kepada investor.

Ketika masih di Tanah Abang dulu, saya menyaksikan sendiri fenomena pengusaha-pengusaha yang jatuh karena tidak menepati janji dengan mitra suppliernya.

Umumnya mereka melakukan transaksi dengan supplier secara kredit. Masalahnya, uang yang seharusnya dibayarkan kepada supplier, diputar dulu ke tempat lain yang tidak semestinya, seperti: membuka bisnis baru, beli rumah, beli mobil dan sebagainya.

Mungkin mereka berpikir bahwa "nasib" supplier ada di tangan mereka. Bargaining position mereka sangat lemah sehingga mau saja dibegitukan.

Mungkin mereka berpikir bahwa janji yang harus ditepati hanyalah kepada pelanggan saja. Itu salah besar. Yang berhak ditepati janjinya adalah semua pihak yang terlibat dalam proses bisnis kita, sekecil apa pun perannya.

Menepati janji ini menjadi begitu berat dan pahit ketika dalam kondisi sulit. Saya ingat sekali tahun 2003 lalu. Tahun yang paling berat dalam perjalanan bisnis Manet.

Di bulan puasa, sehari menjelang keberangkatan saya dan istri untuk merayakan Idul Fitri di tempat mertua di Palembang, saya menongkrongi ATM BCA di Blok F Tanah Abang dengan harap-harap cemas.

Saya sedang menunggu transferan pembayaran dari pelanggan. Ya, saat itu sebagian besar transaksi dengan pelanggan adalah secara piutang.

"Pak, tolong ditransfer berapa pun adanya", demikian pinta saya dengan memelas kepada siapa pun pelanggan yang berutang. Saya harus melunasi utang kepada para supplier di Pekalongan. Kalau uang itu tidak ditransfer, para karyawan mereka tidak dapat berhari raya bersama keluarganya. Pembayaran dari saya adalah "penyambung nyawa" buat mereka.

Masalahnya, kondisi keuangan bisnis kami pun sedang parah sekali. Sama sekali tidak ada uang di rekening kami. Betul. Hanya ada tersisa ongkos untuk naik bis Lorena.

Meski begitu kami tetap menunaikan janji. Gaji karyawan telah dibayarkan berikut THRnya. Utang kepada supplier pun telah dilunasi. Lantas, buat kami sendiri sebagai pemilik bisnis apa yang tersisa? Nothing.

Uangnya memang ada, tapi di tangan pelanggan yang entah kapan akan dibayar. Itu sebuah kesalahan manajemen, saya akui.

Tapi, di balik semua itu, janji telah ditunaikan. Saya berprinsip, menjaga nama baik dan menepati janji itu lebih penting ketimbang keuntungan di tangan dengan mengebiri hak orang lain. Ketika bisnis rugi, pemiliklah yang menanggung risikonya. Jangan dilimpahkan kepada pelanggan, karyawan atau mitra kita.

Bagaimana pendapat anda?


Salam FUUUNtastic!
Wassalam,

Mencuri Ide Bisnis, Apakah Dibenarkan?

Sebagaimana yang sudah kita ketahui bersama, mencuri ide bisnis adalah hal yang paling disukai oleh kita yang baru pertama kali memulai bisnis. Sampai-sampai ada istilah yang populer, ATM (Amati Tiru Modifikasi). Kita bisa mencuri ide bisnis dari orang yang sudah sukses dengan bisnisnya atau orang yang sudah lebih dulu memulai bisnisnya, walaupun dia belum sukses, tetapi sudah terlihat prospek yang bagus dari bisnisnya.

Paling tidak, mencuri ide bisnis menjadi begitu sangat menarik karena lima hal berikut:

1. Tidak perlu repot-repot menentukan bisnis apa yang akan dibangun
2. Tidak perlu susah menentukan target pasar
3. Tidak perlu sulit merumuskan program promosi
4. Tidak perlu menganalisa dari awal tentang kendala-kendala bisnisnya
5. Bahkan, kita bisa “kecipratan” nama besar dari bisnis yang kita curi

Secara umum mencuri ide bisnis terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Sebagian. Maksudnya adalah ide bisnis yang dicuri mungkin jenis bisnisnya saja, program promonya saja, pelayanannya saja, dan lain-lain. Misal: Kita melihat teman kita ada yang punya bisnis toko online produk-produk muslim, dan ternyata sukses. Kemudian kita mengikuti jejaknya dengan membuka toko online yang serupa, yaitu menjual produk-produk muslim. Dan kita lakukan ATM pada bisnis kta, kita modifikasi sedemikian rupa sehingga memiliki citra sara yang berbeda dari toko online teman kita. Ini contoh mencuri ide bisnis dari segi jenisnya.

2. Keseluruhan atau hampir keseluruhan. Nah, tetap dengan contoh yang sama. Apabila kita tidak melakukan ATM pada toko online kita, atau hanya sebagian kecilnya saja, bahkan, kita jiplak kata-kata yang ada di toko online teman kita, maka kita termasuk mencuri ide bisnis secara keseluruhan atau hampir keseluruhan.

Setelah kita mengetahui keuntungan dan jenis mencuri ide bisnis, kita juga harus pahami masalah etika dari mencuri ide bisnis. Tahukah kita bagaimana perasaan orang yang kita curi ide bisnisnya? Saya pribadi, jujur hal itu sangat menjengkelkan! Pasalnya, toko online saya e-Salim.com sudah dicuri idenya oleh beberapa toko online baru. Bagaimana tidak jengkel? Dengan tidak malu-malu mereka menjiplak kata-kata yang ada di e-Salim.com.

Dengan ini maka saya bisa simpulkan, jika mencuri ide bisnis hanya sebagian maka ini bisa ditolerir. Namun, jika sudah secara keseluruhan atau hampir keseluruhan maka ini yang tidak benar. Saran saya, jika ingin mencuri ide bisnis orang, jangan lupa lakukan ATM, Amati Tiru dan Modifikasi. Tunjukan pada dunia kalau kita mampu!

Apakah Anda pernah mencuri ide bisnis? Atau malah ide bisnis Anda pernah dicuri?

Mengenali Pelanggan Anda

Ketika saya melakukan perjalanan ke Semarang dengan pesawat Garuda Indonesia, ada hal yang menarik perhatian saya. Pada saat memasuki pintu pesawat, saya melihat seorang pramugara yang berdiri di dekat pintu sambil terus mengucapkan salam "Selamat pagi..." kepada setiap penumpang yang masuk.

Nah, saat giliran saya, bunyi salam yang dia ucapkan berbeda, "Assalamu'alaikum..."

Tentu saja saya merasa senang karena sadar atau tidak sadar saya merasa spesial dan dihargai olehnya, walaupun saya sendiri tidak tahu kenapa dia begitu yakin kalau saya seorang Muslim --Alhamdulillah. Padahal, pakaian saya sama seperti orang-orang di depan saya.

Pelanggan adalah Raja
Istilah tersebut memang benar, sang Raja sangat senang apabila dilayani dengan baik. Dia bahagia jika para pelayannya tahu apa yang dia inginkan. Terlebih lagi, jika sang Raja belum mengutarakan keinginannya, para pelayan sudah menyediakannya. Pertanyaannya adalah, bagaimana kita bisa memberikan pelayanan baik?

Kenalilah Pelanggan Anda
Lihatlah para pelayan Raja yang sangat cermat dalam memperhatikan tingkah laku sang Raja. Mereka tahu ciri-ciri Raja jika mengantuk, gelagat Raja jika dia lapar, dan sebagainya. Atau kasus pramugara di atas, dia sangat cermat dan cepat dalam menangkap ciri-ciri penumpang pesawat, sehingga dia bisa melayani berdasarkan data hasil pengamatannya dan menghasilkan pelayanan yang lebih akrab.

Begitulah seharusnya seorang pengusaha, mereka harus mampu membaca profil para pelanggan mereka. Kemudian memberikan pelayanan yang sesuai dengan profil mereka masing-masing. Percayalah, pelanggan Anda akan jauh lebih loyal pada Anda!

Bagaimana cara berkenalan dengan pelanggan? Secara umum, ada tiga cara untuk mengenali pelanggan.

Pertama, penampilan. Banyak informasi yang dapat kita tangkap dari penampilan seseorang, seperti jenis kelamin, umur, agama, warna favorit, suku bangsa dan lain-lain. Walaupun memang sifatnya tidak mutlak. Gaya bicara juga bisa menjadi salah satu sumber informasi. Kita bisa mengetahui suku bangsa lebih pasti lagi, bahkan bagi Anda yang lebih cermat dapat mengetahui latar belakang pendidikan seseorang dari gaya bicaranya.

Contoh: Ada seorang pria memakai kaos, celana 3/4, topi, dan menggendong tas gemblok. Umumnya penampilan seperti itu disukai oleh pemuda atau ABG. Kemudian ada seorang sales yang mau
menawarkan produknya, "Pagi Tuan.. Cobain deh! Gratis kok! Enak lho.." Boro-boro mau mencicipi, melirik saja males! "Masa gue dipanggil Tuan!" Harusnya sales tersebut menggunakan kata "Mas".

Kedua, biodata. Biodata ini khusus bagi bisnis yang memiliki data pelanggan. Pelanggan dianjurkan atau bahkan diwajibkan mendaftar jika ingin membeli produknya. Dengan biodata kita dapat mengetahui lebih jauh profil pelanggan, seperti status pernikahan, tanggal lahir, alamat dan lain-lain tergantung data yang diminta pada form pendaftaran.

Contoh: Ada sales yang sedang berbicara dengan pelanggan. Sales ini tahu tempat tinggal pelanggan tersebut di Bekasi, maka dia bisa basa-basi "Gimana pak di Bekasi banjir, nggak?"

Otomatis pelanggan tersebut akan merasa lebih diperhatikan dan nyaman, sehingga loyalitas pun akan tumbuh seiring dengan berjalannya perbincangan tersebut.

Ketiga, data pembelian. Maksudnya adalah, data pembelian seorang pelanggan di toko kita. Setelah kita memiliki biodata pelanggan, sepatutnya kita juga menyimpan data pembelian pelanggan. Selain untuk kepentinga laporan pejualan, data ini bisa kita gali untuk mengetahui produk favoritnya. Dengan demikian kita bisa membuka pembicaraan tentang produk favorit dia, bahkan lebih jauh lagi kita bisa menawarkan produk-produk baru yang sekiranya masuk kategori produk favoritnya.

Contoh: Ada seorang sales sedang berbincang-bincang dengan pelanggan yang suka membeli Sari Kurma. Diengah-tengah pembicaraan, sales bertanya "Oh iya bu, pernah nyobain ngga Sari Kurma dijadiin selai roti?" Pelanggan tersebut menyambut "Wah,belum tuh! Enak nggak?"

Pembicaraan pun berlanjut. Nah, dari sana akan timbul rasa loyal dari pelanggan karena dia merasa diperhatikan, merasa kalau dia tidak salah beli produk dan tidak salah tempat untuk membeli produk tersebut.

Oke, sekarang kita sudah tahu betapa pentingnya akrab dengan pelanggan dan bagaimana cara berkenalan dengan pelanggan. Selanjutnya, silahkan mencoba!

Tips dan Trik Mengajukan Kredit Bank

Tips dan trik ini dimaksudkan bukan untuk mengakali perbankan (saya yakin mereka memiliki staf yang jeli untuk urusan pemberian kredit), tapi untuk memperlancar persiapan dalam mengajukan kredit.

1. Tentukan dulu kebutuhan anda. Kebutuhan apa yang anda inginkan untuk dibiayai bank. Untuk karyawan biasanya lebih simple, beli rumah, beli kendaraan, dst. Sementara untuk professional dan pengusaha lebih kompleks. Apabila yang anda perlukan adalah suntikan untuk perputaran modal, misalnya untuk mengurangi hutang dagang sehingga harga yang didapat lebih murah, atau untuk memperbanyak inventori/persediaan barang, maka yang diajukan adalah kredit modal kerja, seperti rekening Koran, kredit akseptasi dsb. Sementara bila yang anda butuhkan adalah pembiayaan pembelian fixed asset seperti mesin, kendaraan, bangunan ruko, gudang dll, ajukan kredit investasi.

2. Estimasikan kemampuan pembayaran (payback ability) anda. Dari laporan keuangan atau gaji/pendapatan yang anda peroleh setiap bulannya, ambil titik aman bahwa besarnya kewajiban pembayaran tidak lebih besar dari 30% pendapatan bersih anda (DBR umum setiap bank adalah 30-35% dari total pendapatan ). Contoh: Vidi dan suaminya memiliki total penghasilan Rp 3.000.000, maka jadikan patokan dalam diri Vidi kalau besar angsuran nanti tidak boleh lebih dari Rp. 1.000.000 perbulannya nanti. Untuk pengusaha, hitung tingkat DBR anda dari Nett Profit jangan Gross (untuk lebih amannya)

3. Periksa pemenuhan syarat administrasi anda. Untuk karyawan, pastikan anda telah bekerja di perusahaan anda lebih dari 2 tahun (ada juga bank yang menerapkan lebih dari itu), status pendapatan tetap (adanya komponen gaji tetap, untuk dihitung dalam perhitungan DBR), untuk pendapatan yang sifatnya hanya komisi (tidak tetap) biasanya bank akan cenderung menolak. Demikian juga untuk professional dan pengusaha, paling tidak ijin praktek/usaha di atas dua tahun dari tanggal terbit, atau telah menjalankan usahanya selama di atas dua tahun.

4. Perhatikan data dan fisik jaminan anda. Untuk dokumen pastikan sertifikat yang absah dan berlaku. Untuk SHGB, pastikan jangka waktu berlakunya masih lama minimal tidak lebih dari jangka waktu kredit yang akan diajukan. Untuk fisiknya jaminan tanahnya sendiri: (hampir) semua bank menginginkan jaminan yang marketable (artinya bila ada masalah kredit dan terjadi penyitaan, bank akan mudah menjual jaminan itu), untuk itu jaminan harus memiliki akses jalan (di pinggir jalan), biasanya yang masuk 2 mobil - sekitar lebar 3.5-4 meter, jaminan di lokasi strategis (bukan daerah terpencil/pinggiran yang cenderung tidak berkembang), jaminan tidak terletak di tebing/lereng/daerah miring/daerah pemakaman/daerah rumah ibadah (misal masih satu lokasi dengan rumah ibadah), jaminan bangunan harus memiliki IMB, fisik bangunan harus baik dan kokoh. Untuk kendaraan pun demikian , penilaiannya lebih mudah.

Mobil baru tinggal disesuaikan dengan data dealer, mobil bekas kondisinya harus masih prima, tahunnya masih muda, dll. Jumlah kredit yang akan diberikan bank umumnya maksimum berkisar antara 70-80% dari nilai jaminan menurut taksiran bank.

5. Pastikan anda tidak memiliki catatan cacat perbankan pada tahun berjalan (saat anda mengajukan kredit tersebut. Bank memiliki jaringan data yang online seluruh negeri, di bawah jaringan server BI. Ada 2 macam data yang dapat dicek. Pertama DHBI yakni daftar hitam yang didapatkan seorang
pemiliki rekening giro apabila dia telah memberikan cek atau bilyet giro kosong melebihi batas ketentuan BI, kedua Data Kolektibilitas yang menunjukkan data kredit yang dimiliki calon debitur suatu bank, yang sudah ada. Misalnya Vidi telah memiliki kredit di Bank Jabar dengan kolektibilitas
lancar, maka Vidi dapat mengajukan kembali kredit di bank lain bila memenuhi syarat. Hal pertama yang dilakukan oleh suatu officer bank dalam memeriksa pengajuan kredit adalah Cek DHBI dan Cek Kolektibilitas. Data yang dilihat adalah berdasarkan nama, no KTP/ID, dan NPWP. Apabila anda pernah masuk dalam kedua list tsb, namun pada saat anda mengajukan sudah ter-rehab, sudah beres dan lancar, maka tidak menutup kemungkinan untuk melanjutkan pengajuan.

6. Siapkan rekening tabungan atau giro yang mencerminkan pendapatan anda. Terutama sekali untuk first impression bagi pihak bank. Saat ini bank akan lebih melihat data rekening anda dibanding data laporan keuangan atau gaji yang umumnya dapat dibuat buat. Apabila anda sebagai pengusaha mengatakan bahwa omzet anda per bulan 100juta, maka bank akan meminta keluar masuknya uang dalam rekening anda minimal 80% dari jumlah omzet anda tsb.

Bank akan melihat ke jumlah transaksi per bulannya BUKAN pada saldonya. Biasanya rekening yang diminta adalah data selama tiga bulan, maka saya sarankan bila anda akan mengajukan bulan April, pastikan data jumlah transaksi pada rekening anda Januari - Maret telah mencerminkan omzet/pendapatan. Jangan ragu untuk lebih mengaktifkan mobilitas transaksi di rekening anda

7. Pilih bank dengan total servis terbaik: tingkat suku bunga yang tidak mahal (dalam satu periode, masing masing bank memiliki tingkat suku bunga kredit sendiri), bunga efektif, jenis kredit yang ditawarkan lengkap (ada bank yang hanya melayani KPR, dll) sehingga anda bisa mendapatkan kredit
yang sesuai dengan kebutuhan, biaya biaya yang terkait dengan kredit yang paling bersaing (perhatikan iklan dari bank: misal bebas biaya notaris, suku bunga paling rendah, dsb, gunakan kesempatan tersebut), pilih bank yang menjanjikan proses pengajuan kredit tidak lama (waktu yang umum biasanya maksimal dua mingguan), pilih bank yang mendapat rekomendasi bagus dari teman/partner atau relative lain terutama terkait dengan customer maintenance/relationship, pilih bank yang teknologinya cukup canggih sehingga memudahkan anda untuk bertransaksi apa saja terkait dengan bank tersebut (bayar angsuran lewat mobile banking/otodebet, dll).

8. Ada baiknya anda mencari rekomendasi dari debitur yang telah lebih lama berhubungan baik dengan bank tersebut. Bank umumnya akan melakukan trade checking, baik itu dengan perusahaan tempat anda bekerja (untuk karyawan), dengan supplier/pesaing/pelanggan (untuk profesional dan pengusaha). Info trade checking yang kurang baik bisa langsung menurunkan penilaian bank terhadap anda.

9. Gunakan fasilitas kredit sesuai dengan tujuan awal. Seringkali terjadi kemacetan kredit akibat terjadinya kesalahan pemakaian. Misalnya kredit modal kerja digunakan untuk membangun rumah, akibatnya modal kerja anda tidak bertambah, sementara dengan adanya kredit berarti anda seharusnya meningkatkan keuntungan untuk membayar kewajiban kredit, sehingga akhirnya anda tidak mampu membayar pada bank.

10. Terlepas dari semua itu, perhitungkan baik baik oleh anda bahwa dengan pemberian kredit ini akan membantu anda, bukannya justru menyulitkan anda di kemudian hari (lihat contoh perhitungan bunga). Satu hal yang harus diperhitungkan: ambil payback ability anda terkecil untuk dijadikan acuan pengajuan besarnya kredit. Satu pesan saya, dalam perjanjian kredit hampir 99.9%, posisi bank sangat terlindungi oleh hukum terkait. Sehingga bila terjadi masalah kredit, umumnya di pengadilan bank biasanya akan selalu menang. Oleh karena itu, jangan ambil kredit bank kalau anda ragu dengan
kemampuan payback anda. Jangan karena tergiur besarnya uang yang diterima di awal yang cukup besar, tapi pikirkan nanti setiap bulannya anda harus membayar kewajiban pada bank.

Semoga bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Bisnis Anti Bangkrut

Banyak orang ingin berbisnis. Banyak orang berniat terjun ke dunia bisnis. Lebih banyak lagi yang sedang belajar bisnis. Ketika tiba gilirannya benar-benar harus memulai bisnis, hati menjadi gamang, bimbang dan ragu, tidak yakin, kurang pede, awang-awangen, nglangut. Lalu akhirnya, tidak mulai-mulai juga.

Apa pasal? “Bagaimana kalau nanti tidak laku, gagal, rugi, lalu bangkrut?”. Begitu, atau kata-kata yang sejenis itu yang biasanya menjadi momok dalam diri sendiri sehingga urung memulai bisnis.

Lha kok, tiba-tiba ada orang yang dengan pede sekali bertanya : “Mau nggak, saya beritahu bisnis yang dijamin tidak akan rugi atau bangkrut?”.

Semua orang yang mendengar pertanyaan itu mak plenggong, setengah melongo (karena hanya setengah, maka mimik buruknya jadi tidak terlalu kelihatan). Lalu lubang telinga pun serta-merta di-jembreng lebar-lebar. Penasaran kepingin tahu kelanjutannya. “Wah, penting ini”, kata hatinya sambil pura-pura seolah tidak penting.

Orang itu lalu berkata : “Bisnis yang dijamin tidak akan rugi dan tidak akan menyebabkan bangkrut adalah memuliakan anak yatim, memberi makan orang miskin, tidak berlaku tamak alias kewajiban zakat dan sedekahnya dipenuhi, dan jangan berlebihan mencintai dunia“.

Nafas pun kemudian dilepas lega. Kalau itu dari dulu juga sudah tahu, kata hati orang-orang yang mendengarkan. Tiwas methentheng, telanjur konsentrasi, mendengarkan breaking news tentang trik berbisnis anti bangkrut, rupanya cuma itu. Ya, singkatnya adalah bisnis memberi. Jadi nama bisnisnya adalah “memberi”. Bukan bisnis jual pulsa, bisnis ritel, bisnis garmen, bisnis IT, bisnis mobil, tapi bisnis “memberi”.

Dari jaman batu pun memang begitu. Tapi ya bagaimana mau membiayai anak yatim atau orang miskin atau membayar zakat, lha wong cari penghasilan yang pas-pasan saja tidak pernah pas.

Itulah masalahnya, atau lebih tepat, tantangannya. Kebanyakan orang-orang ini terjebak dalam tempurung tengkurap, bahwa yang namanya memberi adalah mengeluarkan uang atau materi. Padahal yang dimaksud oleh si pembicara tadi bahwa memberi itu bisa juga berupa ilmu, pengalaman, tenaga, pikiran, senyum, waktu dan tempat (seperti sering diberikan oleh MC), serta banyak hal-hal lain yang tidak berarti mengeluarkan uang. Yaaa paling-paling sekali waktu njajakke, mentraktir.

Dengan kata lain, terjemahan dari pesan si pembicara tadi adalah, kalau belum punya penghasilan ya memberilah dengan tanpa mengeluarkan uang. Kalau penghasilannya masih sedikit, ya memberilah sedikit dari yang sedikit itu. Kalau penghasilannya sudah banyak, ya memberilah lebih banyak dibanding yang sedikit tadi. Kalau habis? Isi ulang. Mudah, kan?

Maka, kata si pembicara : “Kalau bisa dan yang terpenting ikhlas melakukan itu, maka Insya Allah digaransi tidak akan merugi dan tidak bakal bangkrut”. Sebab yang mengeluarkan kartu garansi adalah Tuhan yang tidak pernah pu-tippu (malah sering menjadi korban penipuan, itupun tidak pernah jera membagi rejeki-Nya meski bolak-balik ditipu).

Kalau sebenarnya memulai bisnis yang dijamin pasti untung itu begitu mudahnya, kenapa tidak juga mulai dari sekarang? Mulailah dengan bisnis “memberi”. Setelah itu, setelah materi berhasil dikumpulkan sedikit demi sedikit, lalu kembangkan dan majukan bisnis “memberi” itu dengan bisnis-bisnis turunannya. Seperti misalnya jual baju (baru maupun bekas), jual ayam (hidup atau mati), jual komputer (baru atau rekondisi), jual makanan (mentah atau matang), dan banyak jual-jual lainnya yang (sekali lagi) jangan lupa untuk terus menjaga bobot kualitas banyak “memberi”.

Si pembicara lalu menambahkan pesannya : “Kemudian berbisnislah dengan mengikuti sifat-sifat nabi Muhammad saw., yaitu sidik (berkata benar), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan yang sebenarnya) dan fathonah (cerdas)”. Ini adalah empat sifat wajib Rosulullah yang wajib pula diteladani oleh umatnya.

Kedengarannya seperti pelajaran agama Islam. Padahal substansinya tidak semata-mata belajar ilmu tauhid. Karena si pembicara adalah seorang yang beragama Islam, maka pedoman yang disampaikan pun meneladani nabinya umat Islam. Namun sebenarnya apa yang disampaikan oleh si pembicara itu adalah sifat-sifat atau perilaku manusia yang sangat universal. Agama atau keyakinan apapun di muka bumi (termasuk aliran sesat), kurang-lebihnya juga menyandarkan perilaku normatif yang hampir sama secara substansi karakteristiknya. Dengan demikian, anjuran si pembicara itu sebenarnya berlaku umum bagi siapa saja.

Jika demikian mudahnya, mari kita memulai bisnis lalu kita ikuti anjuran si pembicaa tadi dan kita buktikan bahwa kita tidak akan bangkrut. Namun barangkali perlu disadari, kalau sudah niat ingsun mau action, ya action-lah sampai tuntas. Terkapar terengah-engah di tengah jalan adalah bagian dari proses pembelajaran sebelum dada menyentuh garis finish. Begitu kira-kira yang telah disampaikan oleh si pembicara dengan penuh keyakinan untuk meyakinkan.

***

Si pembicara yang sangat pede dengan jurus-jurus bisnisnya itu pada kartu namanya tertulis Haji Nuzli Arismal atau lebih dikenal dengan Haji Alay, yang juga adalah salah seorang sesepuh komunitas “entrepreneur” TDA (Tangan Di Atas). Beliau adalah seorang pebisnis yang sudah komplit makan asam, garam, gula dan jamu. Jatuh-bangun, malang-melintang, susah-gembira, adalah bagian dari perjalanan bisnisnya. Pasar Tanah Abang adalah “kampung halamannya”, dan sekarang beliau menjabat Ketua Umum Syarikat Masyarakat Industri & Pasar Indonesia (SMI&PI). Di usia senjanya, beliau tetap bersemangat empat-lima untuk mengompori dan menginspirasi para pebisnis muda.

Hari Minggu, 18 Januari 2009 yll, Haji Alay hadir di desa Manggung, kecamatan Ngemplak, kabupaten Boyolali, berada di tengah-tengah warga komunitas TDA Joglo, dalam rangka menunaikan bisnis “memberi”-nya. Haji Alay berkenan berbagi kepada siapa saja yang membutuhkan tanpa sedikitpun mengharapkan imbalan. Kualitas bisnis “memberi”-nya sudah pada level post-advance. Para entrepreneur muda yang haus akan pencerahan pun berdatangan dari beberapa wilayah di Jawa Tengah, guna ngangsu kaweruh (berguru) kepada sang guru.

Semoga ilmu yang diturunkan dapat diwarisi dan diamalkan. Diwarisinya sih gampang, wong dari jaman baheula ilmu itu ya memang begitu, tapi mengamalkannya itu……

Rahasia Memasuki Pasar Ekspor

Sudah sekian lama saya ingin memasuki bisnis export, rasanya menarik sekali bisa mengirim barang keseluruh seluruh tempat yang berbeda dengan dunia kita. Segala aktivitas ekport mulai saya amatidari hal terkecil sampai pada hal-hal yang pokok. Kemudian didalam menjalankan bisnis ini sudah barang tentu kita mengandeng orang-orang yang expert dan kita tidak perlu untuk melirik terlalu jauh siapa, orang-orang disekeliling yang bisa direkrut untuk menjalankan bisnis ini. Kita memiliki keterbatasan secara knowledment serta kemampuan finacial untuk memulai, salah satu cara adalah mengajak atau merekrut mereka yang memiliki kemampuan serta pengetahuan dan modal. Kadang hal ini membantu kita untuk “sharing risk”.

Saya sudah mencoba untuk masuk kedalam bisnis off line yaitu bisnis yang membutuhkan ruang serta pasar yang bisa kita jangkau tanpa mengunakan Internet, ada beberapa keterbatasa binis seperti ini yaitu tingginya modal dan besarnya biaya yang harus kita keluarkan, juga keterbatasan pasar yg ada. Bisnis off line juga membuka peluang untuk export tapi prosentasi sangat kecil.

Bisnis on-line merupakan alternatif sekaligus “chalenge” untuk berjualan didunia maya, kata orang disini kompetisinya tinggi, ia tinggi tapi jangan lupa bisnis off-line sangat tinggi kalau dilihat dari populasi area dibandingkan dengan toko dan ruko yang ada.

Bagaimana menarik customer international bisa membeli secarah on-line?

Dalam menjalani bisnis on-line knowledgement merupakan keharusan, kita harus meng up-date diri sebisa mungkin. Khusus bisnis international secara on-line yang pertama yaitu :

- menentukan produkapa yang akan kita tawarkan serta mencari tahu apa yang dibutuhkan oleh pasar international. Menetukan barang untuk ditawarkan bukan hal yang gampang ini melewati proses serta pengetahuan kita. Pengetahuan merupakan proses pengalaman dan pembelajaran. Didalam media internet ada berbagai macam cara kita membangun chanel kita diantaranya website, blog, mailing listdan lain sebagainya, hal ini merupakan jembatan yang kita bangun supaya mereka bisa melihat apa yang kita tawarkan kepada mereka.

- Displaymerupakan hal yang penting dalam dunia on-line karena gambar, tata letak serta tools yang membuat mereka tertarik sehingga mempengaruhi orang untuk mengambil keputusan untuk berbelanja. Sama seperti kalau kita memanjang barang kita yang ada di toko demikian juga di Internet.

- Untuk memenangkan pasar juga tidak terlepas dari produk inovasi untuk menjaga volume penjualan tentunya produk itu harus berganti karena orang akan bosan dengan produk yang sama, coba untuk mencari barang yang baru. Dan usahakan untuk meng up-date barang-barang yang akan dijual regularly, pada tahun atau periode berikutnya.

- Yang tidak kala menarik adalah packaging apa yang harus kita buat supaya produk itu lebih kelihatan exclusive sehingga orang tertarik untuk membelinya.

Didalam dunia maya tentunya kita tidak berhadapan langsung dengan siapa yang akan membeli barang kita itu sebabnya yang harus kita bangun adalah kepercayaan, kita harus yakinkan prospek bahwa kita dapat dipercaya. Dan itu semua bisa dilatih dari cara kita berkomunikasi melalui email, berbicara dan lain sebagainya.

Disamping kita membangun kepercayaan kita juga harus membentenggi diri supaya kita tidak tertipu dengan cara membangun systemyang kita rumuskan sendiri untuk melindungi diri. Kadang kita tergiur dengan tawaran yang besar atau keuntungan yang besar tapi yang perlu kita ingat jangan langsung menelan semua yang masuk. Kita harus meng-sortinformasi yang masuk lalu kemudian membangun komunikasi dan dari komunikasi itu kita lalu yakin mereka akan masuk kesistem atau langsung buang ke email sampah. Kita juga harus belajar daerah mana yang rentan terhadap macam penipuan, biasaya yang saya dapat ketika mereka menyebutkan diri dari negara bagian Afrika, atau negara sedang konflik di Timur Tengah dengan tujuan untuk mengaburkan alamat atau kesan daerah tersebut membutuhkan infrastruktur yang besar.

Apa yang harus dipersiapkan untuk transaksi antar negara secara aman?

Pertanyaan ini bisa sangat relative atau standard tergantung pengalaman serta hitung-hitungan “feeling business” kita. Banyak kali kegagalan bisnis kita terletak bukan pada product, menariknya display, inovasi product, packaging tapi kita ragu untuk menentukan system pembayaran kita. System yang relative aman yang digunakan adalah letter of Credit (LC)pembeli menawarkan pembayaran supaya aman karena semua kreteria yang akan disepakati misalnya jumlah pembayaran, kreteria barang, lama pengerjaan, dan lain sebagainya telah dinyatakan di dalam LC dan ini diatur oleh bank yang ditunjuk oleh buyer ke bank kita sehingga ada jaminan bahwa barang kita pasti diambil sesuai dengan kreterianya buyer.

Hal yang berikut yang sering dilakukan dalam transaksi Telegraphic Transfer (TT)cara ini seperti mengirim uang biasa tapi dalam dunia bisnis kita harus mengatur kondisi supaya kita aman bertransaksi, sistem ini tidak rumit tapi juga tidak aman. Tapi biasanya kalau buyer yang sudah lama biasanya lebih suka memakai transaksi ini tapi sekali lagi harus berhati-hati paling kurang anda meminta 50% DP supaya transaksi anda ada yang tercover.

Adajuga berbagai transaksi lain yang saya tidak sebut kita sendiri bisa menggunakan sesuai cara yang tersedia tapi pada prinsipnya harus ada kondisi yang mengatur antara kedua belah pihak.

Faktor-faktor yang diperhatikan dalam mengeksport barang?

Yang paling penting cari tahu negera buyer aturan apa yang tidak boleh dan boleh dinegara tersebut, misalnya satu contoh di Austrlalia barang materinya mengandung pelepah pisang harus lebih dulu di treatment melalu system Eto fumigasi menurut standard negara itu, atau barang yang mengandung bahan kerang laut itu tidak di izinkan masuk kenegara tersebut. Atau mengkin negera lain perluh barang yang telah di uji LAB dulu. Dalam hal ini kita mungkin bisa mengontak Atase atau kedubes negara kita yang berada di negara tersebut atau seaching melalu internet. Biasanya diinternet sudah banyak tersedia info.

Standard qualitas sangat penting juga materi finishing dari barang yang kita export, dunia semakin sensitive menerima barang mengandung materi yang berbahaya apalagi isu beberapa barang China yang mengandung bahan berbahaya.

Cara kita untuk menjaga agar order bisa berjalan secara continue?

Pengalaman terkecil kita ketika kita ke warung atau toko kesan apa yang kita dapat sehingga kita berbelanja di tempat itu. Kepuasan dari pelanggan harus kita utamakan, berbicara kepuasan mencakup semua, seperti yang saya singgung secara umum diatas merupakan hal terpenting secarah “comperensive”. Fokus, semangat kuat, kejujuran, kepinteran, rendah hati tapi percaya diri merupakan kunci sukses untuk menjaga bisnis kita jalan terus.

Tips Berjualan Jilbab dari Rumah

1. Mengelola modal yang terbatas, yang kadang-kadang terpakai untuk keperluan sehari-hari?

Mengenai modal yang tercampur dengan kebutuhan keluarga, kayaknya ini masalah klasik. Solusinya cuma satu yaitu harus disiplin memisahkan uang usaha dan uang keluarga. Kalau dari awal, misalnya, uang Rp. 1 juta sebagai modal, maka 1 juta itu tidak bisa diutak-atik untuk kebutuhan lain. Harus muter terus di bisnis. Sementara untuk kebutuhan dadakan usahan sisihkan dari laba / keuntungan penjualannya. Kalau belum dapat untung, harus berani dan disiplin memaksakan diri untuk tidak mengambil dari modal usaha.

Untuk itu perlunya pencatatan yang rapi mengenai uang yang masuk, penggunaannya, saldonya, hutang piutangnya, dll. Syukur2 bisa menngikuti prinsip2 akuntansi, tidak perlu yang rumit-rumit, yang sederhana saja. Asalkan dari catatan tersebut kita bisa melihat dengan jelas jalannya usaha dan posisi terakhirnya.

2. Bagaimana mengatasi lokasi rumah yang tidak strategis

Buka usaha di tempat tidak strategis, harus diiringi upaya pemasaran yang gencar. Perlu didukung promosi yang terus menerus. Tujuannya agar orang-orang di sekitar kita tahu kalau di rumah kita ada usaha yang bisa memenuhi kebutuhan mereka akan jilbab dll. Promosi tidak mesti harus mahal, bisa dari mulut ke mulut, ketika kita sedang berkumpul dalam acara pertemuan, arisan, kondangan, pengajian, dll.

Alternatif lain bisa buka usaha online, untuk strategi ini silahkan bisa belajar dari yang sudah jalan dan sudah ahli, karena saya sendiri belum mempraktekan bisnis online.

3. Bagaimana caranya agar pembeli mau membeli secara cash

Agar pembeli mau beli secara cash, kita harus tegas menolak pembelian secara kredit. Kemudian berikan penawaran-penawaran yang menarik dan istimewa kalau orang mau beli cash akan dapat keuntungan tambahan (ingat prinsip nilai tambah). Misalnya kalau beli cash RP 50.000 dapat hadiah sabun colek, kalau beli Rp 100.000 cash, dapat hadiah sabun mandi dll. Tentunya hadiahnya jangan sampai lebih mahal dari keuntungannya.

Kalaupun harus ada yang diberi keringanan membeli secara kredit, kita harus pilih-pilih memberikan kredit pada orang. Prinsipnya kalau kita berani ngasih kredit, kita harus berani menagihnya. Kalau kira-kira kita nantinya tidak bisa / tidak berani menagih atau ada potensi kesulitan menagih, lebih baik lupakan saja penjualan kreditnya. Mending berurusan dengan orang lain yang lebih bisa dipegang amanahnya.

4. Bagaimana caranya mendapatkan modal usaha untuk menambahi modal yang pas-pasan

Bagi kita yang modalnya sudah pas-pasan, menurut saya yang penting kita disiplin mengelola modal yang benar2 sudah ada dalam genggamban kita. Tidak perlu muluk-muluk memimpikan pinjaman lunak dalam jumlah besar dari pihak lain. Kelola dulu bisnis kita sehingga benar-benar kelihatan untungnya, insyaAlloh nanti tambahan modal akan datang lebih mudah lagi.

Kalaupun butuh dana tambahan, ini ada beberapa cara yang relatif aman untuk diambil bagi kita sebagai pemula:

- sisihkan sebisa mungkin dari penghasilan kita sebagai karyawan atau dari penghasilan suami sebagai karyawan. Tentunya kalau kita pasangan hidup kita berstatus sebagai karyawan. Karena kebanyakan masalah yang dialami para karyawan sebenarnya bukan hanya pada jumlah gaji yang kecil, tapi karena kita yang kurang bisa mengelola sehingga selalu besar pasak daripada tiang. Kalau kita disiplin mengelola dan bisa berhemat, pasati bisa didatap modal tambahan

- pinjam dari saudara / kerabat. Jangan dulu berurusan dengan Bank atau institusi keuangan lain, sebelum kita benar2 bisa menghasilkan laba dari usaha. Kalau bisa pinjam dulu dari orang-orang dekat kita sewajarnya dan harus bisa memastikan atau punya keyakinan kita bisa mengembalikan pinjaman tersebut.

- membantu menjualkan produk orang lain (kita sebagai sales), dll Sebagai sales praktis bisa dilakkan dengan modal yang sangat kecil. Tinggal tentukan produk atau jasa yang ingin kita bantu pemasarannya. Itung-itung sekalian belajar berbisnis lewat bisnis orang lain dulu.

Yang pasti bagi para pemula, modal awal boleh kecil, asal kita disiplin memutar kembali modal awal dan menyisihkan sebagian keuntungan untuk modal kembali, insyaAlloh akan bertambah terus modalnya dan semakin besar usahanya. Yang menghambat adalah kita memakan / menggunakan modal untuk keperluan lain.

Semoga bermanfaat.

Salam FUNtastic & Merdeka!
Fuad Muftie

Menjalankan Bisnis Online Dari Warnet

Tidak semua pebisnis yang mengandalkan bisnisnya secara online punya fasilitas internet yang nyaman dan cepat dirumahnya, tapi ketiadaan maupun keterbatasan internet di rumah tidak bisa kita jadikan alasan yang tepat untuk menghentikan “berjualan” lewat dunia maya. Bukan hal yang mengada-ada apalagi mustahil seseorang menjalankan bisnis onlinenya hanya mengandalkan warnet.

Cara menjalankan bisnis online dari warnet:

1. Fokus dengan goal Anda

Ingatkan selalu bahwa dibalik tantangan itu anda sedang membangun masa depan yang gemilang. tanamkan keyakinan dan Visi bahwa anda akan sukses besar di Internet suatu saat nanti. 2 sampai 5 tahun dari sekarang anda akan memetik hasilnya.

2. Milikilah modal awal untuk menjalankan bisnis online

Jika anda mengabaikan ini, dikhawatirkan usaha anda akan terhenti di tengah jalan, Perlu investasi pada ilmu yang berkesinambungan selain kesabaran dan keuletan tentunya. harus terus menerus belajar sedikit hal baru setiap harinya. Oleh karena itu seharusnya anda tidak menjalankan bisnis online langsung fulltime, tapi mulailah dengan sedikit demi sedikit lain halnya jika anda mempunyai dorongan dari orang terdekat anda atau mempunyai tabungan yang cukup.

3. Minta ke pemilik warnet agar diberi harga khusus bulanan

Biasanya pemilik akan mengizinkan dan memberi harga khusus jika anda berkunjung setiap harinya dan memakai fasilitasnya tidak sebentar-sebentar, sebab jika anda membayar sama dengan tarif regular yang pasti agak terasa memberatkan, bisa-bisa bisnis anda akan besar pasak daripada tiang.

Jika tidak, maka anda harus mempunyai flash disk yang cukup besar dan setiap kali menginstall program-program yang anda butuhkan, saat ini sudah banyak pilihan untuk akses internet, salah satunya menggunakan Star One pra bayar dan hanya perlu membeli modem Rp650 ribu, dengan pulsa sebanyak Rp100 ribu, sudah bisa online dengan akses kecepatan yang cukup cepat.

Melihat begitu banyaknya kemudahan itu, seharusnya bisnis online sekarang lebih maju dibanding dulu yang fasilitasnya masih sangat terbatas.saat ini saja akses internet sudah hampir menjangkau hingga ditingkat kecamatan.

Mengubah Prospek Menjadi Pelanggan

Krisis kembali mengadang. Kue pasar mengecil, biaya operasi perusahaan membengkak. Semua hal ini menekan profit margin perusahaan. Banyak perusahaan berjuang, sekedar untuk bertahan hidup. PHK terjadi dimana-mana. Apa yang bisa kita lakukan?

Sebagai business owner, tugas Anda hanya satu; membawa perusahaan Anda selamat dari badai krisis ini!

Pelanggan yang ada sekarang mungkin telah mengurangi jumlah pembeliannya atau bahkan telah berhenti membeli. Kita harus mencari prospek baru dan merubahnya menjadi pelanggan.

Ada beberapa taktik yang dapat Anda gunakan untuk men-convert prospek menjadi pelanggan. Salah satu senjata lama, adalah fokus pada pelanggan yang mau membeli, yang meminta Anda menghubunginya kembali.

Pada saat Anda melakukan wawancara penjualan, baik secara temu muka atau melalui telepon, sering sekali prospek/pelanggan meminta Anda menghubungi mereka kembali. Alasannya mungkin mereka belum siap saat ini, stock masih ada, yang berwewenang tidak ditempat, dana belum ada, perlu diskusi dengan suami/istri dan sebagainya.

Yang pasti, dengan meminta Anda menelpon kembali; prospek Anda sebenarnya BERMINAT membeli! Tetapi tidak pada saat ini!

Kenyataan pahit yang terjadi, kita lupa untuk menghubungi mereka kembali tepat waktu. Ketika kita tiba-tiba teringat, segalanya telah terlambat. Prospek tersebut telah membeli pada pesaing kita.

Kelupaan ini dapat saja terjadi pada semua staf lapangan Anda; salesman Anda, staf Admin Anda, telesales Anda. Bayangkan betapa banyaknya potensi penjualan yang menguap sia-sia.

Sebenarnya, ada tiga langkah mudah untuk mengingat prospek yang berMINAT;
1. Siapkan sebuah Buku Agenda 2009 – Standard, untuk setiap staf Anda.
2. Pada saat wawancara, di kala prospek meminta Anda untuk menghubungi mereka kembali, segera catat nama pelanggan pada tanggal dan jam yang sesuai di buku Agenda Anda.
3. Hubungi prospek/pelanggan Anda pada hari dan jam yang diminati mereka!

Hanya dengan melakukan tiga langkah sederhana ini, Anda dapat menambah banyak pelanggan baru.

Strategi Menembus Pasar Luar Negeri Melalui Internet

INTERNET adalah sebuah jaringan komputer dunia, yang tidak mengenal batas antara negara. Kita bisa terhubung dengan siapa saja di belahan dunia lain melalui Internet dengan begitu mudahnya. Dengan karakter seperti itu, semestinya Internet dapat dimanfaatkan sebagai medium untuk menembus pasar ekspor. Kita bisa menenjual barang ke manca negara tanpa harus melalukan pameran di luar negeri atau bertemu langsung dengan calon buyer secara lansung.

Jika kita berhasil menembus pasar ekspor hanya melalui Internet, maka margin usaha kita akan tinggi, mengingat salah satu biaya terbesar eksportir adalah biaya promosi roadshow di luar negeri.

Bagaimana strateginya? Di bawah ini saya uraikan beberapa strategi mendasar yang wajib dilakukan.

Memiliki Situs Web yang Sesuai Pasar.

Memiliki situs web adalah langkah pertama yang harus dilakukan untuk menembus ekspor via Internet. Melalui situs web inilah calon pembeli mendapatkan informasi selengkap mungkin mengenai siapa kita, barang apa saja yang diproduksi, berapa besar kapasitas produksi, bagaimana kualitas barang, serta informasi pendukung lainnya. Anggaplah ini sebagai catalog produk yang biasanya dicetak oleh para eksportir dan disebarluaskan ke calon-calon buyernya di berbagai Negara. Bedanya, di situs web kita bisa memperbarui produk-produk dengan mudah dan cepat sehingga calon buyer selalu mendapat informasi terbaru.

Tentu saja, situs web bukan hanya pengganti katalog produk. Situs web juga sebuah media komunikasi yang interaktif dengan calon pembeli. Oleh karena itu, situs web harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk berkomunikasi langsung, baik dalam bentuk email maupun chat.

Kecuali itu, karakter situs harus disesuaikan dengan karakter pasar. Jika ingin lebih mudah menembus pasar Eropa misalnya, desain situs web sebaiknya sederhana, klasik, tanpa animasi aneh-aneh, karena memang seperti itulah kebanyakan karakter desain Eropa. Sebaliknya, jika ingin menembus Amerika Serikat, karakter desain yang modern kreatif akan mempermudah orang Amerika untuk tertarik membuka situs web kita.

Untuk bahasa, apa boleh buat, bahasa Inggris adalah sebuah keharusan. Namun jika ingin lebih efektif lagi menembus Eropa, buat beberapa versi bahasa untuk negara-negara yang lebih nyaman dengan bahasa ibunya, misalnya Perancis dan Spanyol.

Search Engine Friendly

Pengguna Internet memiliki perilaku khusus dalam hal mencari informasi produk. Mereka tidak terlalu suka langsung masuk ke situs web sebuah perusahaan dan mencari informasi produknya di sana. Mereka lebih senang mencarinya melalui search engine seperti Google, Yahoo!, MSN Live dan lainnya. Statistik dari berbagai lembaga riset menunjukkan, sekitar 68% pengguna Internet mencari informasi produk melalui mesin pencarian.

Oleh karena itu, wajib hukumnya memiliki situs web yang search engine friendly. Situs yang memenuhi standar ini akan mudah dan cepat diindeks oleh berbagai search engine utama, seperti Google, Yahoo! dan MSN Live. Banyak perusahaan yang seringkali abai dengan hal-hal semacam ini. Perhatian mereka lebih terfokus pada tampilan – indah tidaknya – sebuah situs. Padahal, search engine friendly ini justru memiliki nilai startegis agar mudah dicari pengguna Internet.

Menguasai Keyword yang Tepat

Jika kita berjualan furniture, maka kita harus melakukan audit, apakah ketika pengguna Internet mengetik keyword atau kata-kata kunci yang berkaitan dengan furniture itu, situs kita berada di halaman hasil pencarian yang strategis? Tidak harus no nomor satu hasil pencarian. Berada di halaman satu hasil pencarian sudah cukup bagus. Bagaimana pun, pengguna Internet masih rela membaca hasil pencarian sampai halaman ke lima.

Meski demikian, penguasaan kata kunci pun perlu strategi khusus. Saya sering bertemu dengan pemilik situs yang bangga bahwa kata kunci nama domiannya menduduki nomor satu hasil pencarian di search engine. Sebenarnya itu hal yang biasa saja. Yang justru harus diriset dengan serius adalah, kata kunci apa yang diketik oleh calon buyer kita berkaitan dengan produk yang kita tawarkan. Ketika kita menjual handphone misalnya, akankah menggunakan kata kunci handphone, mobile phone, atau cell phone? Memahami istilah-istilah yang berkaitan dengan produk yang kita jual ke negara-negara tertentu amat strategis dalam menembus ekspor.

Promosi Online

Meski calon buyer akan datang dengan sendirinya jika situs kita search engine friendly dan menguasai keyword yang tepat, tetap saja sebuah web yang berorientasi penjualan harus dipromosikan dengan serius untuk mendapatkan pengunjung berkualitas. Sedikitnya ada tiga hal yang penting dilakukan.

Pertama, bergabung dengan e-marketplace dunia, seperti Alibaba.com, Globalsources.com dan eBay.com serta emarket place vertical yang sesuai dengan produk yang kita jual. Di tempat maya itulah para buyer dan seller seluruh dunia bertemu. Memang di sana persaingan amat ketat, banyak penjual produk yang sama dari negara lain atau bahkan dari sesama perusahaan Indonesia. Namun dari situlah kita akan mudah ditemukan oleh calon pembeli yang serius.

Kedua, bergabung dengan social networking dunia. Karena yang bergabung di social networking itu manusia, maka sebaiknya eksekutif perusahaan, bukan perusahaanya, yang bergabung ke socian networking itu. Jika ingin menembus pasar luar negeri, maka salah satu yang saya rekomendasikan adalah Linkedin.com. Inilah jaringan social dunia maya para eksekutif dan pebisnis dunia. Masuklah ke sana, bergabunglah dengan kelompok-kelompok orang yang diasumsikan membutuhkan produk kita.

Ketiga, promosi melalui Google Adwords, yang amat bermanfaat ketika kita tidak mampu menguasai keyword-keyword tertentu.

Paham Seluk Beluk Ekspor

Ini langkah strategis yang harus disiapkan jauh-jauh hari. Percuma saja kita mendapatkan banyak potential buyer jika kita pada akhirnya tidak bisa mengirim barangnya ke negara tujuan karena tidak paham prosedur ekspor. Hal lain yang harus jadi perhatian adalah soal pembayaran. Kita harus paham betul soal LC dan prosedur pembayaran gara jangan sampai kita tertipu. Selalu ada saja peluang kita ditipu oleh buyer yang mau menerima barang tapi enggan membayar. Apalagi di dunia Internet, di mana kita tidak pernah bertemu dengan buyer kita.

Oleh karena itu, lengkapilah diri dengan ilmu ekspor impor.

Selamat menembus pasar luar negeri melalui dunia maya!

Bagaimana Agar Bisnis Kita Diliput Media?

Beberapa rekan TDA bisnisnya mendapat promosi gratis melalui liputan media, cetak maupun televisi. Efek dari liputan tersebut sangat terasa bagi sang pemilik bisnis, maklum saja media mempunyai coverage sangat luas, terutama media televisi.

Bagaimana caranya agar bisnis kita diliput oleh media? Kalau cuma menunggu mungkin terlalu pasif. Berikut ini adalah pengalaman saya pribadi selaku pemilik bisnis Surabi Arab yang terletak di Jl. Pajajaran No. 1 Bogor.

Walaupun tempat saya baru dua bulan (pada saat diliput) dan tidak terlalu besar tetapi warung surabi sudah mendapat perhatian beberapa media cetak maupun televisi. Radar Bogor, Jurnal Bogor, Koran Sindo dan Tabloid Saji, masing-masing memuat liputan satu halaman penuh. Liputan menarik Surabi Arab juga tayang di Trans TV, RCTI, Liputan 6, MetroTV.

Jadi, apa kiat yang saya terapkan sehingga Surabi Arab mendapat perhatian media? Ingat bahwa media itu butuh tulisan. Masing-masing wartawan pasti ada tekanan di tiap rapat redaksi untuk menulis apa di edisi berikutnya. Nah, yang kita lakukan adalah membantu mereka untuk menemukan tulisan yang tepat bagi media mereka.

Dan, ini yang saya lakukan:

1. Kita buat sesuatu yang unik pada produk kita (ini sangat penting untuk menarik perhatian media). Kasus saya, saya membuat menu yg unik yaitu surabi ice cream. Surabi ini sangat jarang dijadikan menu oleh warung surabi lainnya. Perpaduan antara adonan surabi dan ice cream ternyata menghasilkan rasa yang sensasional.

2. Kita buat surat undangan ke pemimpin redaksi masing-masing media sebanyak-banyaknya. Isi dari surat ini, produk kita harus terlihat sangat unik dan menarik bagi mereka untuk meliputnya.

3.Surat kita fax ke kantor redaksi (fax lebih efektif karena cepat dan pasti dibaca). Nomor fax masing-redaksi dapat kita cari melalui googling atau kita beli koran dan majalahnya.

4. Kita siap menunggu telpon dari mereka dan siap untuk diliput.

Selamat mencoba!

Design by infinityskins.blogspot.com 2007-2008