Jumat, 19 Maret 2010
Klenger Burger, Tampilan Boleh West Food Rasa Tetap East Food
Klenger BurgerMeski identik sebagai makanan asing, ternyata ada juga burger yang menyajikan rasa khas Indonesia: Klenger Burger. Tidak hanya enak dan murah, brand ini juga memberi kesempatan kepada Anda yang berminat menjadi juragan burger. Renny Arfiani
Sepintas, burger yang satu ini sama seperti burger yang biasa kita santap. Bagi yang belum pernah mencobanya pasti akan bilang: “Ah… sama saja dengan yang lain”. Ternyata, rahasia pembedanya ada di rasa. Klenger Burger mencoba memadukan sentuhan lokal dengan presentasi internasional. Strategi ini terinspirasi darikenyataan sebagian masyarakat Indonesia sangat menyukai makanan yang berbumbu tajam.
Dari situlah tercetus ide membuat makanan yang mulai banyak digemari, seperti burger, namun dengan rasa yang bisa diterima oleh lidah orang Indonesia. “Kami mencoba untuk berani bermain di bumbu lokal,” ujar Sesil Indera Kurnia, Managing Director Klenger Burger. Burger berbentuk kotak ini memiliki rasa yang berani diadu dengan burger kelas restoran mahal, meski harga yang dipatok jauh lebih murah. Tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam untuk menikmati sepotong burger lezat yang berukuran jumbo. Tak lebih dari Rp23 ribu, sepotong burger yummy sudah ditangan.
Burger pada dasarnya merupakan kudapan yang banyak digandrungi. Maka untuk memulai usaha ini, tidak terlalu sulit hanya perlu memberi sentuhan unik yang bisa menarik pembeli. “Burger yang biasa sudah banyak namun burger luar biasa masih jarang,” kata pria yang biasa disapa Sesil. Luar biasa yang dimaksud Sesil adalah ukuran dan rasa. Dengan ukuran jumbo siapa pun yang makan akan puas. Jika kurang silakan tambah. Apalagi didukung rasa yang enak orang akan makan lagi dan lagi sampai klenger, sesuai dengan namanya.
Memang bisnis burger bukan sesuatu yang baru, jika dirunut ke belakang sudah banyak merek-merek burger terkenal yang juga punya pembeli setia. Lantas, bagaimana dengan Klenger Burger? Seperti dijelaskan Sesil, Klenger Burger tak hanya menonjolkan rasa yang spicy namun juga menjual suasana resto yang cozy. Cocok untuk tempat hang out. Konsep seperti ini terbilang jarang. Kebanyakan outlet burger berbentuk kedai dimana pembeli datang dan pergi silih berganti. Di Klenger Burger dengan konsep resto pengunjung bebas berleha-leha selama yang mereka inginkan.
Laiknya sebuah resto, Klenger Burger tak hanya menjual burger semata. Ada menu barat lainnya yang juga sudah disesuaikan rasanya dengan lidah orang Indonesia seperti varian pizza, steak dan ayam goreng. Beragamnya pilihan menu menjadikan Klenger Burger berbeda dengan brand burger Klenger Burgerlainnya yang hanya menjual burger saja. Kendati demikian Sesil tak takut dengan kesan kurang fokus pada penjualan burger. “Kami tidak mengejar image sebagai spesialis burger, yang kami inginkan sebuah terobosan dimana burger bukan lagi makanan mahal yang hanya dicicipi oleh mereka yang berduit, namun semua kalangan bisa menikmati lezatnya burger,” tambah Sesil.
Memang terbukti. Berkat ekspansi besar-besaran yang dilakukan Klenger Burger, semua orang mengenal makanan berbahan baku daging olahan bercitarasa nusantara tersebut. Pengembangan yang dilakukan Klenger Burger memakai metode franchise yang dinilai cukup ampuh menempatkan sejumlah outletnya di berbagai kota di Indonesia. “Saat ini kami sudah memiliki 43 outlet yang tersebar di Jabodetabek, kota-kota besar di pulau Jawa seperti Bandung, Solo, Surabaya dan Malang. Dan ada satu di Palembang. Nantinya kami akan membuka outlet lagi di Padang, Yogyakarta dan Bangka Belitung,” imbuh Wellin Napioko Business Development Klenger Burger.
Paket investasi yang ditawarkan sangta realistis. Dengan modal Rp200 juta Anda sudah bisa mendapatkan brand Klenger Burger. Rinciannya adalah Rp50 juta sebagai biaya kontrak selama 5 tahun, sedangkan Rp150 juta untuk fasilitas yang akan diterima franchisee. Seperti desain interior dan eksterior outlet, peralatan makan dan masak, promotions tools, seragam karyawan serta support dalam bentuk pemberian training kepada karyawan baru.
Jika biaya tersebut terlampau tinggi, bagi calon mitra yang minim anggaran namun tetap ingin bergabung dibawah label PT Klenger Burger, mereka bisa memilih altrenatif lain yakni bergabung dengan D’burger. Cukup mengeluarkan dana sebesar Rp50juta sebagai investasi, franchisee sudah mendapatkan fasilitas yang sama seperti berinvestasi di Klenger Burger. “D’burger adalah member dari PT Klenger Burger Indonesia, kami memberi dua pilihan investasi bagi mitra yang ingin bergabung,” ujar Wellin.
Jadi tak perlu risau akan ada perbedaan fasilitas antara kedua franchise tersebut. Sesil menjamin semua fasilitas yang didapat franchisee baik yang membeli brand Klenger Burger atau D’burger akan Klenger Burgersesuai dengan prosedur. Perbedaannya hanya terletak pada konsep outletnya saja. Jika Klenger Burger mengusung konsep resto maka D’burger berbentuk kedai. Lebih lanjut Sesil mengatakan keberadaan D’burger adalah memastikan semua kalangan bisa menikmati penganan ini tanpa ada embel-embel gengsi. “D’burger lebih disasarkan untuk kalangan bawah, seperti yang saya katakan sebelumnya, agar jenis makanan ini bisa dinikmati segala kalangan,” tambah Sesil.
Calon mitra baik Klenger Burger maupun D’burger yang ingin bergabung pun tidak dibebani persyaratan yang memberatkan. Satu-satunya syarat mutlak yang tidak bisa ditawar adalah pemilihan lokasi. PT Klenger Burger Indonesia sebagai franchisor berhak penuh atas penentuan lokasi yang strategis demi kelancaran usaha mitra kedepannya. ”Untuk lokasi kami yang handle seutuhnya meski mitra memiliki rekomendasi tempat, namun menyangkut perkara tempat kami tidak bisa sembarangan. Nama besar brand tidak akan ada artinya jika salah strategi memilih lokasi, outlet bisa tidak laku,” tegas Sesil.
Jika masih belum, tak ada salahnya calon juragan burger mengintip berapa besar omzet yang bakal diperoleh. Sesil menjelaskan omzet yang bisa diperoleh bisa mencapai Rp112 juta per bulan serta sudah bisa balik modal pada bulan ke-8. Itu baagi mitra yang memegang brand Klenger Burger. Sedangkan untuk mitra D’burger omzet yang diraup sekitar Rp15 juta-Rp30 juta per bulan dengan ROI (Return of Investment) sekitar 7 bulan-12 bulan.
Franchisee juga tak perlu pusing mengurusi anggaran perpanjang kontrak. PT Klenger Burger Indonesia menetapkan sistem yang cukup longgar dengan besaran biaya yang akan ditentukan kemudian hari. Sementara royalty fee dikenakan secara progresif mulai dari 5% sampai 7% tergantung dari jumlah pembelian bahan baku. Jika tawaran tersebut dirasa menarik, tak ada salahnya untuk menjajal bisnis pangangan khas barat ini.