Jumat, 19 Maret 2010
Ice Cendol Idol, Minuman Rakyat yang Dikemas Lebih Memikat
PT. Cocomas, Ice Cendol IdolSatu lagi peluang usaha unik yang layak dijajal. Tak membutuhkan dana besar dan keahlian khusus serta minimnya resiko, Anda sudah bisa merasakan kesegaran bisnis Ice Cendol Idol. Renny Arfiani
Minuman ini sudah ada sejak lama dan disukai hampir oleh semua kalangan. Dari anak-anak sampai orang dewasa, dari yang berprofesi sebagai kuli bangunan hingga pegawai kantoran. Siapa tidak kenal dengan minuman es cendol? Minuman segar dari cendol yang dicampur dengan gula dan santan ini sangat nikmat disantap pada siang hari ketika suasana sedang terik. Atau saat bulan puasa sebagai hidangan pembuka untuk buka puasa.
Dulu, kita banyak menjumpainya di pinggir jalan dalam bentuk gerobak dorong lengkap dengan alat serut es dan deretan toples berisi santan, cendol dan gula. Meski tak sedikit yang tetap mempertahankan cara penyajian semacam ini, ada pula yang berusaha mengemasnya secara berbeda. Contohnya dengan tampilan lebih modern dengan bentuk stand dan wadahnya pun bukan lagi plastik bening namun sudah dengan cup tak kalah dengan tampilan minuman yang sedang tren saat ini.
Nampaknya minuman rakyat yang satu ini ingin dinaikkan derajatnya. Sebagaimana yang kini dilakukan oleh PT Cocomas Indonesia yang menciptakan sebuah produk pengganti santan untuk kuah es cendol dengan jus kelapa. Dinamakan demikian sebab produk tersebut terdiri dari campuran santan, gula merah plus rasa tambahan dalam satu bungkus.
Terciptanya varian olahan turunan kelapa ini membutuhkan sistem pemasaran yang tepat. Dalam arti jika dijual massal ke pasar-pasar dalam bentuk kemasan tetra pak saja belum tentu. Lantas apa bedanya dengan es cendol biasa yang harganya jauh lebih murah. Dengan sedikit diakali merubah tampilannya dan menjualnya dalam bentuk sudah siap santap ditambah adanya varian rasa durian, cocopandan dan natural tak pelak es cendol seharga Rp2000 bisa terjual Rp5000.
Terlebih lagi keinginan PT.Cocomas yang ingin menciptakan lapangan kerja baru maka tercetuslah ide untuk memberi kesempatan bagi masyarakat untuk berwirausaha. “Kami memasarkan produk jus kelapa ini dengan cara Business Opportunity (BO), jadi tak hanya produknya yang laku terjual namun terbukalah peluang usaha bagi masyarakat,” ujar Sapto Sri Asmoro selaku Retail Business Manager PT. Cocomas Indonesia.
Memang sejak peluncurannya di sebuah pameran franchise bulan Juni silam, BO yang diberi nama Ice Cendol Idol ini langsung menarik perhatian pengunjung pameran. Tak tanggung-tanggung 300 peminat tertarik untuk bergabung. Namun tak semua langsung diproses, sebab PT. Cocomas sebagai franchisor juga menetapkan kriteria standar. Mayoritas peminat adalah mereka yang ingin memiliki usaha sampingan. Dikatakan sampingan sebab usaha sebagai pengusaha cendol tak membutuhkan keahlian khusus dan investasi yang besar.
Begitu tingginya jumlah peminat, cukup mengusik rasa penasaran, lantas apa yang menjadi daya tarik BO Ice Cendol Idol ini. Dikatakan Sapto, peluang usaha ini begitu menggiurkan. Bayangkan saja dengan investasi yang tak terlalu besar mitra sudah bisa kembali modal dalam waktu satu bulan saja. “BEP bisa satu bulan jika mitra serius menanganinya dengan ketentuan mitra menjalani sesuai prosedur (berhasil menjual minimal 50 cup per hari, red),” kata alumnus STIE Kosgoro Jember ini. Namun rata-rata mitra bisa kembali modal tak lebih dari tiga bulan.
Ice Cendol IdolInvestasi kecil adalah faktor selanjutnya yang justru menjadi daya tarik utama. Cukup dengan uang sejumlah Rp2.500.000 sebagai dana investasi untuk masa kerjasama selama setahun. Tanpa dikenakan perpanjang kontrak mitra tak perlu repot dengan urusan biaya yang memberatkan. Ditambah lagi royalty fee hanya satu persen itupun bukan dari total omzet per bulan yang didapat mitra melainkan satu persen dari jumlah bahan baku (hanya jus kelapa,red) yang dibeli mitra secara rutin. “Royalty fee ditarik pada tahun kedua kerja sama, jika perpanjang kontrak maka tahun kedua royalty fee diberlakukan namun kami akan mengembalikan dalam bentuk reward kepada mitra. Jadi sebenarnya mitra tidak dikenakan biaya macam-macam,” tambahnya. Bahkan mitra bisa menangguk semua omzet yang didapat sekitar Rp7.500.000 per bulan (hanya dari penjualan es cendol)
Memang kemudahanlah yang diprioritaskan untuk itu dengan mengusung misi menciptakan entrepreneur yang mandiri PT. Cocomas belum mengarahkan sistemnya ke waralaba murni yang aturannya jauh lebih ketat. Saat ini PT. Cocomas masih menjalani sistem BO agar mitra bisa berkreasi dan berkembang lebih cepat. Diutarakan oleh Sapto mungkin kedepannya akan diarahkan untuk menjadi waralaba, namun untuk saat ini masih dengan sistem BO yang aturan mainnya jauh lebih fleksibel memungkinkan mitra bisa leluasa berinovasi dengan produk yang sudah ada. “Walaupun polanya mirip waralaba, kami tidak menerapkan aturan yang terlalu mengikat,” tegas Sapto.
Inilah poin lain yang menjadi daya tarik BO Ice Cendol Idol. Selain mitra tidak dibebani biaya yang terlalu besar namun bisa meraup untung bergunung-gunung, mitra juga bisa berkreasi dengan bahan bakunya. Jika pada sistem franchise mitra diwajibkan menjual produk standar dari franchisor, tidak demikian dengan sistem BO Ice Cendol idol. Mitra bisa memberikan tambahan toping pada racikan es cendolnya. “Untuk presentasi es cendol tak mengikat sebatas cendol beserta kuahnya (jus kelapa, red), jika mitra punya kreasi lain misalnya ingin menambahkan kacang merah atau nata de coco, silakan saja kami tidak mengunci resep racikan Ice Cendol Idol,” ungkap pria kelahiran 39 tahun silam. Dengan harga jual yang ditetapkan franchisor sebesar Rp5000 per cup, mitra masih bisa menaikkan harga jual sampai Rp6000 jika mitra berkreasi dengan racikan es cendol seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Kian banyaknya mitra yang tersebar diseluruh Indonesia yang mencapai 300 stand tidak memungkinkan bagi PT. Cocomas menangani distribusi bahan baku seutuhnya. Untuk itu diterapkan sistem subdistribution yang merupakan kepanjangan tangan dari PT.Cocomas. Sapto menyebutnya master, dimana setiap master mewakili satu provinsi yang membawahi minimal 25 mitra. Selanjutnya master-master inilah yang terjun langsung mengatur jadwal distribusi bahan baku ke masing-masing stand. Normalnya mitra akan mengorder bahan baku kepada master sepekan sekali. Dengan sistem ini Sapto yakin jika BO Ice Cendol Idol tumbuh pesat hingga menghasilkan sampai ribuan mitra pun PT. Cocomas tak perlu kewalahan soal distribusi. Master-master tersebut tak hanya mengurusi distribusi bahan baku namun juga mewakili PT. Cocomas dalam hal perekrutan calon mitra.
Hingga saat ini PT.Cocomas sudah memiliki delapan master yang berada di Medan, Padang, Pekanbaru, Riau, Banjarmasin, Makasar, Bandung dan Jakarta. Menyusul kemudian empat master lagi di Palembang, Jambi, Bengkulu dan Lampung yang akan beroperasi dalam waktu dekat.
Longgarnya aturan yang diterapkan membuat BO Ice Cendol Idol banyak diincar pebisnis pemula, sebab resiko gagal cenderung minim. Terlebih lagi fasilitas yang diberikan cukup membantu mitra diawal-awal penjualan untuk mengatrol omzet. Kini siapapun tak lagi merasa gengsi berdagang minuman tradisional tersebut, dengan presentasi demikian modern disertai investasi yang cukup ekonomis siapapun bisa menjadi juragan cendol. Tertarik mencoba?