Jumat, 11 Juni 2010

Urban Chain Mencoba 'Menguliti' Bisnis Kulit Kangguru

detikfinance.comIndustri kulit di Indonesia merupakan salah satu industri yang mapan dan berpeluang besar. Umumnya, bahan baku yang digunakan oleh para pelaku industri pengerajin kulit menggunakan bahan baku dari kulit sapi, kulit ular bahkan sampai menggunakan kulit buaya.

Namun berbeda dengan pengerajin kulit dibawah naungan Urban Chain. Urban Chain adalah perusahaan yang bergerak dibidang distribusi kulit dengan mengutamakan kreatifitas dan pengembangan produk dengan filosofi "out of the box thinking".

Urban Chain menyajikan bahan baku kulit yang diambil dari hewan unik asli Australia yakni Kangguru.

Adalah Era Sukamto, seorang wanita yang merupakan konseptor dan strategic partner Urban Chain yang menggawangi kerajinan kulit kangguru yang menjadi bahan baku dasar pembuatan produk kerajinan.

"Pada dasarnya Kangguru merupakan sumber data yang menyerupai kelapa di Negara asalnya Australia dimana setiap bagian dari Kangguru memberikan manfaat bagi manusia," ungkap Era ketika ditemui di acara Gelar Sepatu, Kulit dan Produk Kulit Indonesia 2010 di JCC, Jakarta, Sabtu (08/05/2010).

Ia mengatakan, kulit kangguru dipilih karena memiliki keunggulan lebih dibandingkan dengan kulit sapi atau domba kebanyakan.

"Kulit kangguru pada irisan tertipisnya masih memiliki kelenturan dan kekuatan hingga 60% dibanding kulit sapi yang mencapai 4%," paparnya.

Atas dasar itu Era menggunakan kulit kangguru sebagai bahan baku pembuatan kerajinan seperti tas, dompet, sepatu hingga jaket.

"Bahan bakunya sudah pasti impor dari Australia. Harganya sekitar Rp 200 juta untuk mendapatkan 3.000 square meter kulit kangguru per tahunnya," tuturnya.

Produk kulit kangguru ini harganya bervariasi, misalnya saja sebuah dompet asli kulit kangguru harganya sekitar Rp 200.000 hingga Rp3 00.000.

"Untuk sarung tangan golf yang diekspor ke Australia hingga yang dipakai Tiger Woods itu buatan Indonesia. Harganya sekitar US$ 15 sampai U$ 20," tambahnya.

Jenis kanggurunya, lanjut Era yakni Red Kangaroo yang memang dijadikan sebagai bahan baku di Australia karena jumlah populasinya yang cukup banyak.

Urban Chain merupakan institusi yang bekerjasama langsung dengan pemerintah Australia setempat. Uniknya, lanjut Era, dengan bahan baku asli Australia produk-produk yang dihasilkan tetap asli Indonesia.

"Designernya saja asli dari Indonesia dan beberapa produk kita cukup unik yakni kulit kangguru diukir batik yang merupakan asli Indonesia," ucapnya.

Era memang memfokuskan pemasaran di tingkat ekspor ke berbagai negara seperti China, Australia, Amerika, Kanada dan sejumlah negara lain dikawasan Eropa.

Ia mengungkapkan, dalam satu tahun omset Urban Chain yang mengekspor produk-produknya mencapai Rp 20 miliar per tahun.

"Di tahun 2010 sendiri ditargetkan bisa mencapai 2 kali lipatnya karena ada berbagai macam inovasi," jelas Era.

Untuk konsumen domestik Era mengatakan permintaannya masih sedikit yakni hanya 15% dari total produksinya.

"Namun seiring dengan berkembangnya produk kulit Kangguru maka nantinya konsumen domestik tidak perlu
jauh-jauh ke Australia karena ada di sini," ungkapnya.

Urban Chain saat ini telah memiliki 3 cabang di Indonesia seperti di Jakarta, Bandung dan Yogyakarta.

(dru/qom)

Design by infinityskins.blogspot.com 2007-2008