detikfinance.comBermula dari ide untuk mencari alternatif minuman penghangat tubuh selain Bir, maka terciptalah minuman kemasan berlabel Red Ginger Corner. Awalnya hanya sekedar rasa original jahe merah, kini berkembang menjadi beberapa varian rasa.
Darul Mahbar sebagai penggagas mengaku memulai bisnis ini sejak dua tahun lalu, dengan produk utama Jahe Merah Instan. Selanjutnya ide berkembang untuk menyajikan varian rasa yang berbeda, semacam Cappucinno, Cokelat, Stawberry, Vanila, Espresso, dan juga Creamy serta original yang tetap dipertahankan.
"Kalau di luar negeri ada Bir, di sini ada Red Ginger. Selain membuat hangat, jahe juga banyak khasiatnya," ungkap Darul saat berbincang dengan detikFinance dalam acara Pesta Wirausaha di Jakarta, Minggu (11/4/2010).
Ia mengaku, ide membuat varian rasa dengan bahan utama jahe merah ini sudah ada dalam benaknya. Namun karena keterbatasan kemampuan, dirinya baru bisa memulai pada satu bulan kebelakang.
Adalah Untung Nugroho yang menjadi mitra bisnisnya, dalam meramu varian rasa jahe merah ini. Darul fokus pada produksi dan quality control akan rasa, sedangkan Untung bertanggungjawab akan operasional manajemen dan pemasaran. Maklum saja, Red Ginger Corner ini juga diwaralabakan (franchise).
"Kami satu manajeman. Saya urusi produksi. Untung Red Ginger Cornernya. Saya supplai bahan ke dia," kata Darul.
Diawal meracik, dirinya sempat ragu. Namun setelah dicoba kepada teman-temannya, ternyata responnya positif. Dalam pameran di Pesta Wirausaha ini bahkan, Darul menargetkan dapat merangkul mitra bisnis (franchesor) sebanyak 100 orang.
"Sambutannya positif. Sampai kemarin sudah ada menyatakan tertarik (sebagai mitra) 50. Sampai nanti mungkin 100. Tapi mimpi tertinggi saya adalah ingin pecah rekor MURI, yaitu 1.000 mitra dalam 1 tahun," jelasnya.
Beberapa varian rasa yang ditawarkan diambil dari bahan utama, seperti cokelat dan cappucino. Sedangkan untuk Stawberry dan Vanila didapat dari sari perasa.
Red Ginger Corner sendiri menawarkan pake investasi sebagai mitra dengan harga cukup layak, yaitu Rp 5 juta. Dengan investasi sebesar itu, mitra akan mendapat satu unit booth, satu set peralatan pernjualan (dispenser, blender dan coffe maker), bahan baku 140 cups (terdiri dari 7 rasa), materi promosi dan buku panduan mendidik (training) karyawan.
Yang menjadi menarik adalah, Darul bersama Untung tidak mengenakan royalti fee maupun franchise fee kepada mitranya. Darul hanya mendapatkan pendapatan operasi dari bahan baku yang setiap saat dibutuhkan mitra sebagai penjual.
"Prinsip kami tidak menekan mereka untuk fee. Kita hanya sediakan bahan baku, yang bisa kita kirim sesuai permintaan. Satu kemasan beserta cup dan tutupnya (per 1 set), seharga Rp 2.500. Nanti tinggal ditambah biaya pengiriman per kg-nya berapa," ucapnya.
Darul percaya Red Ginger Corner ini merupakan bisnis baru. Hingga diprediksi dapat menghasilkan keuntungan yang baik dan tingkat pengembalian modal (BEP) akan didapat dalam waktu lima bulan setelah beroperasi. Satu porsi, mitra akan menjual seharga Rp 5 ribu. Dengan asumsi penjualan mencapai 40 kemasan per hari, maka pendapatan mitra sebesar Rp 6 juta. Setelah terpangkas biaya sewa, pembelian bahan baku, gaji karyawan dan beban-beban lain, maka laba bersih per bulannya bisa mencapai Rp 1,1 juta.
"Kami juga berencana untuk mengubah desain booth yang ada. Namun kami melihat material dasar booth, karena ada saran dari teman untuk jangan memakai almunium. Kami sedang pikirkan. Tapi sebaiknya tidak merubah paket investasi. Booth yang ada saja sudah Rp 3 juta, ditambah peralatan dan lain-lain," tuturnya.
Darul sendiri terhitung baru sebagai wirausaha. Ia bergabung dalam wadah Tangan Di Atas (TDA) tahun 2008. Warga asli Sumatera ini rela meninggalkan profesinya sebagai karyawan BPR, padahal posisinya saat itu telah mencapai manajer.
"Saya merasa ide-de saya tidak berkembang. Kalau ingin melakukan apa, harus izin bos. Kemudian saya bertekat ingin ke Jakarta dan melalukan apa saja untuk usaha. Diawali dari jahe instan kemudian saaat ini mencoba Red Ginger Corner ini. Mudah-mudahan hasilnya baik, Insya Allah," imbuhnya.
(wep/qom)