Mencermati tawaran waralaba Javanet Cafe
Lima tahun menjajal bisnis warnet yang dipadu dengan kafe, Javanet Cafe kini mena warkan waralaba. Mengandalkan layanan yang komplet dan suasana kare yong cozy, Javanet yakin bisnis ini masih amat menjanjikan.
Markus Sumartomdon, KONTAN No 26, Tahun X, 3 April 2006
"Gini hari, bisnis warnet?" Pernyataan ini bakal langsung tercetus dari bibir banyak orang bila kita bicara soal prospek bisnis warnet alias warung internet. Maklum, pemain warnet memang sudah menyesaki pasar. Boro-boro menjadi pemain baru, pemain lama saja, cukup banyak yang terpaksa gulung kabel dan tutup gerai.
Tapi, bisnis warnet belumlah tamat. Asal bisa memberi nilai taimbah dan memiliki konsep yang kuat dan unik serta membidik pasar yang jelas, bisnis ini masih cukup menjanjikan.
Adalah Rudy Rusdiah, seorang pengusaha warnet yang sudah membuktikannya dari pengalaman betahun tahun dibisnis Teknologi Informasi dan NetCafe. Mengusung konsep multipurpose community internet center, Rudy yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Warnet (APW/Komitel) ini telah membuka beberapa kafe internet sejak lima tahun silam. Saat ini Rudy memiliki empat gerai kafe internet. Satu bernama Millenia Cafe yang berlokasi di Pasar Festival; sisanya bernama Javanet Cafe yang berlokasi di Ratu Plaza, Pasaraya Grande, dan Panglima Polim, Jakarta.
Dalam konsep bisnis Rudy, warnet harus menjadi tempat multiguna bagi orang yang ingin merasakan nikmatnya menjelajahi dunia maya dan menjajal teknologi digital terbaru. Jadi, selain surfing, browsing, e-mail, dan chatting, diwarnet ini orang juga bisa melakukan cetak foto digital secara langsung, entah itu dari kamera digital atau ponsel. "Di sini kami menyediakan teknologi konvergensi bluetooth,WiFi dan wireless" papar dia. Selain layanan warnet yang komplet, yang bikin Millenia dan Javanet berbeda, dia juga menawarkan suasana yang cozy, khas kafe-kafe. Suasana berbeda langsung mencuat begitu kita melewati pintu masuknya. Tak ada stasiun stasiun yang dibatasi partisi sempit
dan sumpek yang merljadi suasana khas warnet biasa. Semua peralatan digital di situ ditata apik, dipadu interior yang gaya, menghadirkan suasana santai dari kesan lega.
Bisa pilih kelas mal atau kelas ruko
Di dalam suasana yang asyik itu pelanggan bisa sepuasnya berselancar di dunia maya atau menyelesaikan pekerjaan kantor. Tentu sambil minum-minum, ngemil, atau makan berat. Dengan layanan macam ini, tak heran jika pelanggan betah berlama-lama nongkrong di smi. "Model wamet seperti inilah yang bisa bersaing," cetus Rudy yang juga distributor komputer merek Dell.
Lima tahun mengarungi bisnis intemet plus kafe, dan yakin prospeknya bagus, sekarang Rudy menawarkan waralaba kafe internetnya. Dari dua nama, yang dia miliki, lewat PT Asri Citra Pratama, Rudy memilih mewaralabakan Javanet Cafe. "Nama Javanet lebih menjual, "jelasnya.Untuk setahun ke depan, Rudy menargetkan akan membuat 20 Javanet Cafe di kota kota besar.
Jika Anda adalah pebisnis warnet yang ingm menambah "gizi" layanan sekaligus merengkuh pasar baru yang lebih empuk, atau pebisnis baru, tawaran waralaba Javanet ini boleh jadi pilihan yang layak disimak. Bagi yang berminat, Rudy menawarkan tiga tipe waralaba, yakni A, B, dan C, yang menyasar pasar berbeda dengan modal yang berbeda pula.
Tipe A menyasar para pebisnis atau bisa juga kawula muda dari kalangarl atas yang benar-benar menuntut kenyamanan. Makanya, lokasinya haruslah di pusat-pusat perbelanjaan atau pusat bisnis papan atas yang gampang diakses dan ramai pengunjungnya. Luas mangnya 150 m2. Adapun modal untuk membuka Javanet tipe A mi berkisar Rp 500juta-Rp 1 miliar. Untuk tipe B, lokasi idealnya tetap di pusat perbelamaan kelas atas, tapi luas ruangnya cukup 120 m2 atau Ruko strategis minimal 2 lantai (idealnya dua setengah lantai). Modalnya pun lebih kecil, yakni Rp 350 juta-Rp 490 juta.
Jika modal untuk membuka gerai tipe A dan B terasa berat, masih ada jalan ketiga. Yakni: tipe C. Modalnya sekitar Rp 250 juta-Rp 340 juta. Modal ini bisa lebih kecil lantaran ruangnya cukup seluas 80 m2. Tempatnya pun tak harus di mal-mal papan atas yang sewa dan service chargenya, mahal. "Javanet tipe C bisa di ruko," njar Rudy. Lokasinya yang bisa di tempat- tempat pendidikan, seperti dekat sekolah, kursus atau umversitas. Oh, ya) untuk memperoleh hak waralaba tersebut tentu ada franchise fee-nya. Besarnyasekitar 15% dari modal awal atau mmimal Rp.50 juta. Laiknya sistem waralaba, apa pun tipe waralabanya, terwaralabajuga harus membayar royalty fee. Besarnya 1,5% dari keuntungan kotor. Ditambah lagi dengan biaya promosi .5 % dan management fee .5 % dari laba kotor per bulannya.
Setelah memilih tipe waralaba yang pas dengan Anda, langkah selanjutnya menentukail komposisi dan memilih komputer dan program-prograin yang pas dengan pasar yang hendak Anda bidik. Misalnya, jika Anda memilih waralaba tipe C, lokasinya di dekat kampus, maka sebagian besar komputer harus memiliki fasilitas yang baik untuk permainan online (onlinegame) dan internet untuk virtual library dan kampus yang masih digemari kawula muda. Edutainment, memadukan entertainment dan educations
...Meskipun keahlian di bidang komputer dan internet bukan persyaratan mutlak namun, "Minimal terwaralaba harus hobi dengan dunia digital dan Internet" tandas Rudy.
Gaptek alias buta soal program - program computer dan seluk-beluk internet? Enggak usah khawatir. Inillah enaknya sistem waralaba. Pihak Rudy selaku pewaralaba akan sepenuhnya membantu. Mulai dan memilihkan komputer, program, menempatkan komputer, membuat sistem jaringan, hingga urusan internet. "Semua itu kami yang akan bantu mengerjakannya dengan pelatihan operator dan staff pihak franchisee (terwaralaba) ," ujar Rudy.
Dia menambahkan, Javanet juga sudah mengatasi soal kelemahan akses mtemet yang selama ini menjadi kendala bisnis wamet. Mengikuti Javanet dan Millenia Cafe yang sudah beroperasi, setiap terwaralaba Javanet Cafe pun bakal memakai tiga internet service Jaringan provider (ISP). "Kami memakai kombinasi Indosat, Indonet, serta CBN. Speedy pun kami pakai," kata Rudy. Setelah lokasi dan perlengkapan gerai sudah beres, terwaralaba bisa segera menyiapkan operasional gerarnya. Untuk ini, tentu harus ada modal kerja yang harus dimiliki, selain modal awal yang telah disebut. Besarnya sekitar Rp 60 juta-Rp 150 juta tergantung jenis waralaba yang kita pilih.
Setelah gerai buka, terwaralaba tak lantas tinggal leyeh-leyeh menunggu datangnya pengunjung mengantar rezeki ke kantongnya. Menurut Rudy, terwaralaba harus mengurusi bisnisnya secara serius.
Meskipun telah menempatkan seorang manager di gerainya, kata Rudy, pemilik gerai tak bisa melepas bisnisnya begitu saja Bagaimanapun, tetap ada beda bisnis itu diurusi orang lain atau pemiliknya sendiri. Karena itulah, meskipun keahlian di bidang komputer dan internet bukan persyaratan mutlak, "Minimal terwaralaba hobi dunia digital," tandas Rudy.
Jikalau persiapan matang dan operasional berjalan bagus, lokasi pun strategis, Rudy yakin pengunjung akan terus mengalir masuk kegerai-gerai Javanet milik terwaralaba. Dalam tempo 1,5 tahun, investor bisa menerima kembali semua rupiah yang sudah ditanamkannya. Asyik kan, bisa main-maindi dunia maya sembari hangout di kafe, dail fulus pun terus mengalir masuk.