Hampir setiap individu bisnis memahami bahwa ada siklus yang sama pada setiap jenis usaha sebagai berikut:
siklus 1: Masa lahir-siklus 2: Masa Tumbuh dan Berkembang-siklus 3: Masa Puncak dan menurun.
Begitu juga dengan Bisnis Warnet. Analisa saya, bisnis warnet saat ini sudah mencapai puncak dan pelaku bisnis harus bersiap menuju posisi menurun. Adapun perkembangan warnet saat ini harus disikapi dengan hati-hati, sebab ada perbedaan antara pertumbuhan bisnis dan pertumbuhan pelaku bisnis. yang saat ini tumbuh adalah (jumlah) pelaku bisnis, bisnisnya sendiri boleh dikatakan tidak tumbuh dan berkembang.
Bisa ditanyakan kepada pelaku bisnis dilapangan, berapa banyak dari mereka yang berhasil menambah jumlah warnet-nya? Sangat-sangat jarang terdengar, yang sering saya dapatkan adalah menurunnya jumlah warnet pelaku ataupun berhentinya seorang pelaku bisnis warnet dikarenakan habisnya masa kontrak tempat berusaha mereka.
Hal ini bisa dimaklumi jika melihat dari model bisnis warnet yang sejak akhir 90-an hingga saat ini yang tidak berubah: jasa jual kembali akses internet. Boleh dikatakan tidak ada inovasi yang berarti dari para pelaku bisnis warnet dalam memanfaatkan kelebihan mereka: internet + Komputer.
Ada 2 faktor utama munculnya bisnis warnet:
1. Mahalnya harga bandwidth
2. Mahalnya harga perangkat akses (PC)
Saat ini kedua faktor tersebut di atas mulai goyah. Dari hasil analisa pasar terlihat menurunnya omzet para pebisnis warnet hingga mencapai 20-30%. Akses Telkom Speedy yang murah adalah salah satu penyebab utama. Telkom speedy, selain memberikan harga yang terjangkau, juga menyebabkan tumbuhnya warnet-warnet seperti jamur dimusim hujan tanpa memperhitungkan pasar yang tersedia sehingga menyebabkan kelebihan suplai dan menyebabkan persaingan tinggi yang berujung kepada persaingan harga.
Harga perangkat PC memang masih (terhitung) mahal, namun perlu dicermati adalah: para pelanggan warnet adalah kalangan yang (mulai) mampu membeli perangkat pc/notebook. Fakta-fakta ini lah yang ikut menekan para pelaku bisnis warnet yang kadang masih tidak mau mengakui bahwa bisnis mereka berada pada titik menurun.
Sebagian dari warnet-warnet akhirnya mencoba bertahan hidup dengan beralih atau menyediakan konten game baik offline maupun online. Inipun menurut analisa saya bukanlah sebuah penyelesaian masalah, sebab game komputer baik offline maupun online umumnya menuntut spesifikasi komputer yang lebih tinggi dengan harga jual lebih rendah.
Siklus 3 dapat dicegah hanya dengan satu cara: Perubahan pada model Bisnis.
Perubahan pada model bisnis warnet adalah suatu yang harus dilakukan jika ingin bisnis ini tetap hidup. Bisnis Warnet harus beralih dari sekedar jasa jual kembali akses internet ke sebuah model bisnis baru yang memanfaatkan kekuatan jaringan internet dan infrastruktur komputasi yang telah dimiliki oleh warnet ditambah dengan kekuatan pada ruang warnet yang dapat diakses setiap saat oleh masyarakat.
Para pengusaha warnet mustinya bisa belajar bagaimana menggunakan dan memanfaatkan kekuatan-kekuatan tersebut secara bersama. Salah satu kelemahan terbesar dari pelaku bisnis warnet adalah sikap yang sangat individualistis, ingin menang sendiri dan kurangnya rasa kebersamaan ke sesama pelaku bisnis warnet. Padahal jika mereka menyisihkan waktu untuk selalu berkomunikasi dan berkolaborasi dengan sesama pengusaha warnet bisa dipastikan kekuatan-kekuatan yang saya sebutkan di atas akan semakin mengkristal dan menjadi sebuah pendobrak bagi kelesuan bisnis warnet.
Mudah-mudahan kesadaran ini segera muncul dan kita akan melihat sebuah perubahan dalam model bisnis warnet dan siklus ke-3 bisa berbentuk seperti di bawah: