Jakarta (Citra Indonesia): Salah satu pilar Indonesia dalam mensiasati pasar tunggal ASEAN khusus IKM. Ditjen IKM siap mencetak 20 ribu wirausahawan baru melalui program pemberdayaan yang terstruktur.
“Bukan hanya memberikan modal lalu dilepas begitu saja. Para IKM harus dimajukan usahanya,” jelas Dirjen IKM Kemenperin, Euis Saedah, di Jakarta (4/3/2011).
“Saya melihatnya tidak sederhana dulu. Indonesia (Perindustrian pada tahun awal 90-an) puny acv tapi kenapa tidak jalan, adalagi pelatihan untuk kewirausahaan ada MT (Motivation Training) koperasi juga mengeluarkan sertifikat kewirausahaan, setelah saya lihat beberapa program kewirausahaan dan berbicara dengan perguruan tinggi, tenyata mereka memiliki incubator sendiri-sendiri dan model kewirausahaan. Saya melihat kewirausahaan itu harus by disain, tambahnya.
Berikut langkah-langkah yang harus di tempuh dalam menciptakan wirausahwan yang tangguh. Kewirausahaan itu harus selektif seperti di Jepang, tidak bisa untuk siapa saja, oleh karena itu kewirausahaan itu yang bener, harus dimulai dari rekruitment dan penyaringan, harus di bedakan program untuk lulusan SLTA dan Perguruan Tinggi (PT),” jelasnya.
Rekrument, berikan pelatihan, setelah dikasih ilmu kemudian mereka magang sebulan atau dua bulan, setelah itu kasih ilmu lagi, ilmu lanjutan setelah tahapan tersebut barulah masuk ke tahapan incubator. Rata-rata di beberapa tempat selama 6 bulan diseleksi, misalnya yang tadi 30 mungkin yang terseleksi 10 orang yang sungguh berminat. Makanya setelah melalui tahapan ini di seleksi lagi masih dalam incubator bisa di perguruan tinggi, bisa dibalai-balai besar yang memiliki incubator kita titipkan disana.
Lalu mereka membuat bisnis plan (on desk- mencari peluang secara detail apa saja yang diperlukan dalam usahanya). Dalam proses in tetap ada pengawalan memalui bagi tugas karena kita akan mengandeng UKM, Perdagangan, dan BPPT idealnya.
Setelah minatnya bulat baru start up bisnis, betul-betul bottel neck. Lalu diambil 5 terbaik yang akan mengarah kepada wirausaha yang beneran.
“Dari 4 tadi akan tercipta 20 wirausahawan dan kita kawal dengan meminta bantuan ahlinya. Nanti jika seperti itu kita juga PD minta lembaga keuangan,”.
“Tolong dibantu biayanya, baru diberikan modal untuk membuka usaha. Ini juga dalam perjalanannya harus dikawal tidak bisa dilepas begitu saja, pengawalan bisa oleh tim tadi atau oleh sindan atau UPL memiliki 460 sindan mengawal incubator ini. Biaya konsultan di tanggung IKM. Itu baru relativ, jadi lah ketimbang kita lepas begitu saja,” imbuhnya.
Itu untuk kewirausahaan yang terstruktur. Yang karier. Jadi dia (IKM) juga memiliki sertifikat kewirausahaan industri. Dan jangan lupa harus ada lembaga yang mengkontrol ini. “Baru lah target 20 ribu wirausahawan dapat terlaksanan,” Euis Mengakhiri perbincangan. (iskandar)